Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/02/2015, 15:17 WIB
|
EditorAna Shofiana Syatiri

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan, tiket bus transjakarta akan terintegrasi dengan kopaja AC, angkutan perbatasan terintegrasi busway (APTB), dan bus kota lainnya. Semua angkutan umum itu akan berada di bawah pengelolaan PT Transjakarta.

Basuki menyadari bahwa kebijakan ini akan mendapat perlawanan dari para pengemudi (sopir). "Susahnya lagi kan pasti ada perlawanan dari sopir bus kelas menengah ini yang biasa enak semaunya, berhenti sesukanya, bebas rokok, dan sebagainya. Kalau mereka disuruh ikut aturan dan digaji, dia pasti enggak suka," kata Basuki di Balai Kota, Senin (23/2/2015).

Apabila angkutan ini sudah terintegrasi dengan bus transjakarta maka warga cukup membayar sekali tarif. Pemprov DKI akan membayar angkutan tersebut dengan sistem rupiah per kilometer. Ia mengaku, kebijakan ini dapat menaikkan tarif tiket.

Kendati demikian, Pemprov DKI akan menyubsidi tarif tiket yang membuat warga tidak perlu membayar mahal. Subsidi harga tiket transportasi massal akan diambil dari alokasi anggaran public service obligation (PSO).

"Jadi ini subsidi yang kita katakan dengan naik bus, bukan subsidi memberikan bensin murah, tapi itulah PSO. Misalnya tiket aslinya Rp 10.000, nah warga cuma perlu bayar Rp 5.000 atau Rp 6.500 per sekali naik, nanti sisanya kami yang bayar," kata Basuki.

Kendati demikian, mantan Bupati Belitung Timur itu mengaku, integrasi transportasi massal ini membutuhkan waktu lama.

Sebagai informasi, tahun ini, Pemprov DKI telah memberikan anggaran untuk PS0 sebesar Rp 1,3 triliun, untuk subsidi tiket bus transjakarta seharga Rp 3.500 per tiket. Harga ini belum pernah naik sejak 2006. PSO itu juga dialokasikan untuk pengoperasian bus tingkat gratis, yang juga dikelola PT Transjakarta. Sementara subsidi yang diberikan Pemprov DKI untuk tiket bus transjakarta selalu naik setiap tahunnya.

Pada tahun 2012, subsidi yang diberikan mencapai Rp 253.682.000.000, lalu meningkat pada 2013, dengan jumlah subsidi yang diberikan sebesar Rp 468.945.420.000. Jumlah subsidi kembali meningkat pada tahun 2014, mencapai Rp 830.449.999.000.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pria yang Tabrak Pacarnya di Jaksel Masih Berstatus Saksi

Pria yang Tabrak Pacarnya di Jaksel Masih Berstatus Saksi

Megapolitan
Jadwal Kereta Terakhir dari Tanah Abang ke Bekasi Terbaru 2023

Jadwal Kereta Terakhir dari Tanah Abang ke Bekasi Terbaru 2023

Megapolitan
Beda Pengakuan Pencaplokan Lahan di Pluit Versi Jakpro dengan Pemilik Ruko, Siapa Berbohong?

Beda Pengakuan Pencaplokan Lahan di Pluit Versi Jakpro dengan Pemilik Ruko, Siapa Berbohong?

Megapolitan
Jadwal Kereta Terakhir dari Manggarai ke Bekasi Terbaru 2023

Jadwal Kereta Terakhir dari Manggarai ke Bekasi Terbaru 2023

Megapolitan
Luhut Bakal Hadiri Sidang Haris-Fatia 8 Juni, Kuasa Hukum: Tak Ada Tugas Negara

Luhut Bakal Hadiri Sidang Haris-Fatia 8 Juni, Kuasa Hukum: Tak Ada Tugas Negara

Megapolitan
Jadwal Kereta Pertama dari Bekasi ke Manggarai Terbaru 2023

Jadwal Kereta Pertama dari Bekasi ke Manggarai Terbaru 2023

Megapolitan
Cegah Pencaplokan Lahan Terulang, Jakpro Diminta Tingkatkan Pengawasan Aset

Cegah Pencaplokan Lahan Terulang, Jakpro Diminta Tingkatkan Pengawasan Aset

Megapolitan
Diklaim Tak Izin Jakpro, Pemilik Ruko di Pluit asal Pakai Lahan Saluran Air dan Badan Jalan

Diklaim Tak Izin Jakpro, Pemilik Ruko di Pluit asal Pakai Lahan Saluran Air dan Badan Jalan

Megapolitan
Jakarta Kekurangan Alat Pantau Kualitas Udara, Greenpeace: Pemprov DKI Lalai

Jakarta Kekurangan Alat Pantau Kualitas Udara, Greenpeace: Pemprov DKI Lalai

Megapolitan
Kuasa Hukum Sebut Luhut Berencana Hadiri Sidang Haris-Fatia pada 8 Juni

Kuasa Hukum Sebut Luhut Berencana Hadiri Sidang Haris-Fatia pada 8 Juni

Megapolitan
Kurangi Macet di Condet, GIS Dorong Muridnya Naik Mobil Jemputan

Kurangi Macet di Condet, GIS Dorong Muridnya Naik Mobil Jemputan

Megapolitan
Satpol PP Jakbar Minta Kontraktor Bongkar Sendiri Tower BTS Tak Berizin di Taman Semanan Indah

Satpol PP Jakbar Minta Kontraktor Bongkar Sendiri Tower BTS Tak Berizin di Taman Semanan Indah

Megapolitan
Jakpro Tegaskan Lahan yang Dicaplok Ruko di Pluit Bukan Badan Jalan

Jakpro Tegaskan Lahan yang Dicaplok Ruko di Pluit Bukan Badan Jalan

Megapolitan
Terungkap di Sidang Perdana, Pesan Suara Mario Dandy dan Teka-teki yang Teriak 'Free Kick'

Terungkap di Sidang Perdana, Pesan Suara Mario Dandy dan Teka-teki yang Teriak "Free Kick"

Megapolitan
Segel Tower BTS Tak Berizin di Taman Semanan Indah, Satpol PP: Pembangunan Tak Boleh Dilanjut

Segel Tower BTS Tak Berizin di Taman Semanan Indah, Satpol PP: Pembangunan Tak Boleh Dilanjut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com