Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APBD DKI 2015 Belum Beres, PNS Belum Dapat TKD

Kompas.com - 23/02/2015, 15:30 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Saefullah mengatakan bahwa semua pegawai negeri sipil (PNS) DKI belum bisa mendapatkan uang tunjangan, baik tunjangan kinerja daerah (TKD) statis maupun dinamis.

Hal tersebut disebabkan molornya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI tahun 2015 yang belum diresmikan. "TKD apakah dinamis atau statis, itu belum bisa dibayar kalau anggarannya belum disahkan Mendagri (Menteri Dalam Negeri)," kata Saefullah di Balai Kota, Senin (23/2/2015).

TKD statis merupakan tunjangan untuk pegawai yang dinilai berdasarkan kehadiran. Sedangkan TKD dinamis diukur dari seberapa berprestasi seorang pegawai dalam pekerjaannya. Bila PNS berprestasi atau menunjukkan kinerja yang baik, besaran TKD dinamis dan statis yang diterimanya akan sama.

Sedangkan untuk tunjangan lain yang sifatnya melekat pada gaji, seperti tunjangan istri, tunjangan anak, dan sebagainya tetap dibayarkan seperti biasa. Tunjangan-tunjangan serupa telah dimasukkan ke dalam program mendahului sehingga bisa tetap dibayarkan.

"Kita sudah minta untuk dicairkan, bisa dibayarkan. Kalau TKD belum bisa. Bahaya kalau kita bayarkan sekarang. Sabar lah menunggu anggarannya pasti," tambah Saefullah.

Jumlah anggaran untuk program mendahului ini adalah satu per dua belas dari anggaran tahun 2015. Besaran APBD 2015 sendiri ditetapkan senilai Rp 73.083 triliun. Nominal tersebut hanya baik 0,24 persen dari besaran APBD Perubahan 2014.

Dari besaran APBD DKI 2015 tersebut, pendapatan daerah dianggarkan sebesar Rp 63.801 triliun, belanja daerah sebesar Rp 67.446 triliun dan defisit sebesar Rp 3.645 miliar, serta pembiayaan daerah Rp 3.645 miliar.

Untuk pembiayaan daerah, dirincikan kembali menjadi penerimaan pembiayaan Rp 9.282 triliun dengan sisa lebih perhitungan anggaran (silpa) tahun 2014 Rp 8.983 miliar dan pinjaman Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) Rp 298.57 miliar.

Selanjutnya, pengeluaran pembiayaan Rp 5.636 miliar dengan penyertaan modal pemerintah (PMP) untuk badan usaha milik daerah (BUMD) Rp 5.267 miliar dan pembayaran pokok utang Rp 9 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com