Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Kain Kiloan, Terbitlah 1.001 Tekstil

Kompas.com - 26/02/2015, 17:20 WIB

Di kawasan Cipadu tersedia 10 titik sentra tekstil. Yang paling terkenal dan menjadi tujuan utama berbelanja adalah Pasar Cipadu. Pasar ini merupakan cikal-bakal pasar grosir tekstil di Jalan Wahid Hasyim. Kios-kiosnya berderet rapi dan saling berhadapan.

Seiring makin dikenalnya Cipadu, pengunjung makin banyak, dan kawasan ini sering kali penuh sesak. Lahan parkir terkadang tak mencukupi.

Meskipun demikian, daya tarik dari harga miring yang ditawarkan selalu mampu menggaet konsumen. Kemeja batik dan baju-baju muslim dijual Rp 30.000-Rp 150.000 per potong. Adapun harga sprei Rp 125.000-Rp 200.000 per paket. Sprei dan bed cover Rp 200.000-Rp 350.000 per paket.

Untuk kain gorden, harga jual termasuk ongkos jahit mulai Rp 25.000-Rp 95.000 per potong. Aneka renda mulai Rp 5.000-Rp 25.000 per meter.

Haji Muali

Dalam buku Selayang Pandang Kota Tangerang yang dibuat Pemerintah Kota Tangerang, September 2013, disebutkan Pasar Tektil Grosir Cipadu ini boleh saja disebut sebagai penjiplak Pasar Grosir Tekstil Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Namun, sejak lima tahun terakhir, keberadaan pasar ini mewarnai transaksi jual beli dalam dunia pertekstilan di Indonesia. Sejumlah pedagang mengatakan, mereka kedatangan pembeli dari negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.

Dengan demikian, Pasar Cipadu ini telah mampu menyejajarkan dirinya dengan Pasar Tanah Abang. Salah satu penyebabnya adalah kualitas dan harga barangnya tidak jauh berbeda dengan Pasar Tanah Abang.

Dari berbagai sumber, diketahui bahwa pasar ini lahir secara tidak terencana. Pasar awalnya dikelola para pemilik tanah yang umumnya penduduk asli Betawi, dan kios yang sedari dulu ada di sana.

Salah satu yang cukup sering disebut adalah Haji Muali. Muali adalah pemilik tanah serta punya usaha kontrakan. Ketika bisnis kontrakannya maju, Muali membangun Masjid Jami Baitul Muta’alli pada 1988. Setelah menjalani masa pembangunan selama dua tahun, pada tahun 1990 tuan tanah ini mulai mengalami kesulitan pendanaan perawatan masjid itu.

Langkah yang diambil Muali kemudian adalah membuat 24 kios dagang di depan masjid. Di situ ia berdagang tekstil dan selanjutnya menyewakan kiosnya bagi yang berminat.

Pada tahun 1996, kawasan Cipadu mulai dikenal sebagai pasar karena ramai dan ada transaksi jual-beli. Pasar ini semakin ramai setelah sebagian eks pedagang Blok A Tanah Abang pindah ke Cipadu pasca kebakaran di Blok A Pasar Tanah Abang tahun 2003 lalu.

Menarik kisah sejarahnya, menarik pula iming-iming berbagai produk yang ditawarkan. Yuk, jalan-jalan ke Cipadu. (PINGKAN ELITA DUNDU)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com