Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPRD: Ada Temuan Anggaran Siluman di APBD Pemprov DKI

Kompas.com - 16/03/2015, 14:37 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pimpinan DPRD DKI mengadakan rapat internal bersama dengan Badan Anggaran untuk membahas dokumen hasil evaluasi APBD yang telah dikembalikan Kementerian Dalam Negeri.

Dalam dokumen tersebut, DPRD DKI menemukan beberapa item yang bukan berasal dari pembahasan dengan DPRD DKI.

"Ini kan APBD versi Pemprov yang kita bahas. Ternyata sedikit saja kita bacakan, sudah kita temukan temuan. Ini besok tolong kepada anggota Banggar untuk ditanyakan pada saat rapat dengan TAPD. Saya juga akan buat tim teknis dari tiap fraksi untuk ditarik kesimpulan APBD versi Pemprov," ujar Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi yang memimpin rapat di Gedung DPRD DKI, Senin (16/3/2015).

Prasetio pun menemukan beberapa item yang tidak ada dalam pembahasan dengan DPRD. Item yang dimaksud ialah penyertaan modal Pemprov DKI kepada beberapa perusahaan BUMD, seperti PD Dharma Jaya yang mendapat modal sekitar Rp 51 miliar, PT Ratax Armada sebesar Rp 5,5 miliar, PT Cemani Kota sebesar Rp 112 miliar, PT Grahasari Surya Jaya sebesar Rp 48 miliar, dan PT RS Haji Jakarta sebesar Rp 100 miliar. Jika dijumlahkan, totalnya mencapai Rp 316 miliar.

"PD Dharma Jaya, pada saat rapat Banggar dengan TAPD ini kita enggak kasih anggaran. PT Ratax Armada ini juga kita enggak kasih. Enggak ada gunanya. PT Cemani Kota enggak ada dalam pembahasan, tapi di sini timbul. PT Grahasari Surya Jaya, ini malah kayak PT rumah makan padang," ujar Prasetio.

Dalam hasil evaluasi tersebut, kelima perusahaan tersebut memang ditandai tidak menunjukkan kinerja yang memadai. Kementerian Dalam Negeri memberikan catatan bahwa kelimanya tidak memberikan bagian laba atas penyertaan modal tersebut kepada Pemprov DKI. Bahkan, Kemendagri menuliskan Pemprov DKI bisa melakukan upaya hukum atas penyertaan modal tersebut.

Atas temuan ini, Prasetio mengatakan, temuan ini juga dapat disebut anggaran siluman. Pasalnya, perusahaan BUMD yang mendapat penyertaan modal pemerintah (PMP) hanya tiga, yaitu PT MRT, Transjakarta, dan Bank DKI. Namun, DPRD justru menemukan lima perusahaan ini dalam APBD versi Pemprov DKI.

"BUMD yang dapat PMP cuma tiga, PT MRT, Transjakarta, sama Bank DKI. Tapi kok dari dokumen yang disodorin mereka ke Kemendagri, ada BUMD yang ditidak dibahas nongol. Kan ini yang harusnya dibilang siluman," ujar Prasetio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Ucapan Tukang Soto yang Memprovokasi Faizal Bunuh Pamannya di Tangsel

Ini Ucapan Tukang Soto yang Memprovokasi Faizal Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Usung Supian Suri di Pilkada Depok, PDI-P: Beliau Tahu Persoalan dan Kebutuhan Warga

Usung Supian Suri di Pilkada Depok, PDI-P: Beliau Tahu Persoalan dan Kebutuhan Warga

Megapolitan
Enam Parpol di Depok Sepakat Bentuk Koalisi Sama-Sama, Bakal Usung Sekda Supian Suri di Pilkada

Enam Parpol di Depok Sepakat Bentuk Koalisi Sama-Sama, Bakal Usung Sekda Supian Suri di Pilkada

Megapolitan
2 Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Tundukkan Kepala Saat Dihadirkan di Konferensi Pers

2 Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Tundukkan Kepala Saat Dihadirkan di Konferensi Pers

Megapolitan
Pengendara Minta Pemerintah Cari Solusi Atasi Kemacetan di Tanjung Priok

Pengendara Minta Pemerintah Cari Solusi Atasi Kemacetan di Tanjung Priok

Megapolitan
Penyesalan Pembunuh Paman di Pamulang: Kok Saya Bisa Sampai Segitunya...

Penyesalan Pembunuh Paman di Pamulang: Kok Saya Bisa Sampai Segitunya...

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Bogor, Sespri Iriana Jokowi: Elektabilitas Saya Terus Mengejar Petahana

Bakal Maju di Pilkada Bogor, Sespri Iriana Jokowi: Elektabilitas Saya Terus Mengejar Petahana

Megapolitan
Parkir Liar Sulit Ditertibkan, Pengamat: Masalah Konsistensi dari Aparat di Lapangan

Parkir Liar Sulit Ditertibkan, Pengamat: Masalah Konsistensi dari Aparat di Lapangan

Megapolitan
Pasang Foto Perempuan di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Jebak lalu Peras Korban

Pasang Foto Perempuan di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Jebak lalu Peras Korban

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi Optimistis Diusung Parpol untuk Maju pada Pilkada Bogor 2024

Sespri Iriana Jokowi Optimistis Diusung Parpol untuk Maju pada Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Pilkada DKI Jalur Independen Dinilai Sepi Peminat karena Beratnya Syarat Dukungan

Pilkada DKI Jalur Independen Dinilai Sepi Peminat karena Beratnya Syarat Dukungan

Megapolitan
Maju Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun: Dukungan Rakyat yang Menitipkan Masa Depannya

Maju Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun: Dukungan Rakyat yang Menitipkan Masa Depannya

Megapolitan
Gunungan Sampah Longsor, TPA Cipayung Depok Sudah Tutup 2 Hari

Gunungan Sampah Longsor, TPA Cipayung Depok Sudah Tutup 2 Hari

Megapolitan
Soal Wacana Juru Parkir Liar Minimarket Diberi Pekerjaan, Pengamat: Lebih Baik Dijadikan Jukir Legal

Soal Wacana Juru Parkir Liar Minimarket Diberi Pekerjaan, Pengamat: Lebih Baik Dijadikan Jukir Legal

Megapolitan
Walkot Tangsel Sebut “Study Tour” ke Luar Daerah Bisa Diganti Kegiatan Sosial

Walkot Tangsel Sebut “Study Tour” ke Luar Daerah Bisa Diganti Kegiatan Sosial

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com