"Saya ingin memberi tahu seni mati dengan baik. Misalnya hari ini kita khawatir takut mati, bisa enggak kekhawatiran itu membuat kami mati? Manusia sudah pasti mati, kenapa takut?" kata Basuki, di Balai Agung, Balai Kota.
Menurut Basuki, justru mati itu adalah sebuah keuntungan, apalagi jika seseorang bisa meninggal pada usia muda dan memiliki rekam jejak baik di mata masyarakat.
Kepada siswa-siswa, Basuki mengimbau agar tidak lagi takut menghadapi kematian. Dia mencontohkan dirinya yang tidak takut "dipanggil" Tuhan.
Sebagai seorang pemimpin, Basuki hanya memiliki tugas untuk memenuhi otak, perut, serta dompet warga. Apabila ia berhasil mewujudkan itu, tidak ada lagi pihak yang berani melawan dirinya. Semua warga akan menyenangi pemimpin dengan karakter itu.
"Mau dihadang DPRD berapa ribu juga saya enggak akan takut. Yang penting otak, perut, dompet warga terpenuhi," kata mantan Bupati Belitung Timur itu.
Puluhan siswa asal Papua di sana masih terlihat serius memperhatikan satu per satu kalimat Basuki. Basuki meyakini jika seseorang bersikap baik dan memberi kebaikan kepada orang lain, Tuhan menjanjikan surga nantinya.
"Masih mau turun ke bumi enggak kalau sudah masuk surga? Kalau kita juga punya keyakinan pasti bakal masuk surga, enggak usah takut mati. Jadi, bekalnya itu saja, mati itu menguntungkan, the art of dying well," kata Basuki yang diiringi tepuk tangan para siswa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.