Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"E-Budgeting" Celah DPRD DKI Tolak Perda APBD 2015

Kompas.com - 23/03/2015, 09:35 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat komunikasi politik, Effendi Ghazali menyesalkan keterlambatan penyerahan hasil input e-budgeting oleh Tim Penyusun Anggaran Daerah (TPAD) ke Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI. Hal tersebut, lantas menjadi alasan bagi pihak legislatif untuk tidak menyelesaikan pembahasan.

"Memang amat disayangkan, kalau bahan-bahan (hasil memasukkan e-budgeting) terlambat diserahkan ke Banggar, maka DPRD menjadi legal alasannya untuk menyatakan tidak mampu menyelesaikannya," ujar Effendi saat dihubungi Kompas.com, (22/3/2015).

Menurut Effendi, jika ada krisis yang sedang disorot oleh media, maka semua pihak harus amat hati-hati melangkah. Untuk itu, secara tidak langsung, keterlambatan penyerahan hasil rekapitulasi e-budgeting menjadi salah satu celah bagi DPRD untuk menentukan alibi.

"Saat ini, posisi DPRD secara tidak langsung menjadi cukup kuat. Fraksi PKB, yang jelas mendukung Ahok, akhirnya menyerah melihat waktu yang sudah tidak mungkin cukup untuk membahas hasil input e-budgeting," lanjutnya.

Meski demikian, Effendi berharap, kisruh antara eksekutif dan legislatif tidak sampai merugikan kepentingan publik. Ia menilai, jika harus menggunakan APBD 2014 pun masih efektif bagi Pemprov DKI.

"Kalaupun pakai APBD 2014, rasanya masih cukup. Bukannya APBD 2014 yang terserap juga sedikit. Sehingga ada (tahun ini) semoga yang terserap lebih banyak," paparnya.

Selain itu, Efendi juga menyebutkan tidak perlu pemborosan terkait pengadaan uninterrubtible power suply (UPS) yang tidak perlu dan amat mahal. Menurut dia, masih ada hal lain yang lebih mendesak daripada UPS.

"Yang mendesak justru beli pompa air. Digandakan dengan cadangan untuk masing-masing pompa. Dan genset untuk masing-masing pompa. Mau kena RP 1 triliun pun tidak apa-apa. Karena itu murni untuk kepentingan rakyat. Masa hujan sebentar saja Jakarta sudah terendam serius lagi," ujar Effendi Ghazali.

Sebelumnya, pembahasan hasil rekapitulasi input e-budgeting terpaksa dihentikan karena waktu yang tidak memungkinkan. Banggar DKI selaku pihak yang membahasa hasil tersebut, akhirnya memutuskan untuk menggunakan pergub sebagai acuan APBD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com