Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Pembobol ATM di Pusat Perbelanjaan

Kompas.com - 14/04/2015, 18:34 WIB
JAKARTA, KOMPAS - Jika Anda sedang di mesin anjungan tunai mandiri dan tiba-tiba kartu ATM tak bisa digunakan, waspadailah orang asing yang datang menawarkan bantuan. Bisa jadi, orang itu justru berniat menguras rekening Anda. Lebih baik segera bertanya kepada petugas keamanan resmi di lokasi tersebut.

Modus menguras rekening dengan berpura-pura membantu nasabah yang kebingungan karena kartu ATM-nya bermasalah telah kerap terjadi. Salah satunya adalah yang dilakukan komplotan AR (44), MA (42), dan YUS (33), yang sering beraksi di Jakarta, Banten, dan jalur pantai utara.

Komplotan ini diringkus aparat Polres Jakarta Barat beberapa waktu lalu. Ketiga pelaku menguras rekening korban dengan modus mengganjal mesin ATM dengan korek api.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Putu Putera Sadana, Selasa (17/3) lalu, mengatakan, pelaku tertangkap setelah menguras rekening korban atas nama Yusup Kamtawijoyo (62) sebesar Rp 50 juta. Saat itu, korban sedang mengambil uang di ATM BCA yang berada di Indomaret Sunrise Garden, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. "Mereka biasanya memilih ATM terbuka yang berada di pusat perbelanjaan," ujar Putu.

Satu pelaku bertugas mengganjal mesin ATM dengan korek api sebelum target datang. Waktu yang dipilih untuk mengincar korban juga tidak menentu. Kawanan ini biasa beraksi pagi atau siang hari.

Saat korban kesulitan memasukkan kartu ATM ke dalam mesin yang sudah diganjal, AR datang untuk menawarkan bantuan. Kemudian, MA datang mengecoh perhatian korban dengan cara menepuk bahu korban dan mengatakan ada uang Rp 50.000 milik korban yang jatuh. Saat korban mengambil uang, pelaku dengan cekatan mengganti kartu ATM yang masih terpasang di mesin dengan kartu ATM palsu.

"Kalau korban sudah kebingungan, saya datang turun tangan. Saya tanya, bisa dibantu, Pak?" kata AR.

Intip nomor PIN

Setelah kartu ATM korban diambil, YUS datang mendekati korban. Pelaku terlebih dulu mengambil korek api pengganjal lalu meminta korban kembali memasukkan kartunya (yang sudah diganti oleh para pelaku) dan menekan tombol CLEAR dan kode PIN berkali-kali. Saat itulah, pelaku mengintip kode PIN korban.

Jika kode PIN sudah diketahui, ketiga pelaku ini mencari ATM lain dan menguras habis uang milik korban. AR (42) mengaku baru pertama kali menjalankan aksinya di Jakarta. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir travel itu belajar membobol ATM dari kawannya di Pekanbaru, Riau.

Barang bukti yang diamankan polisi dari pelaku adalah 10 kartu ATM palsu, buku rekening bank, telepon seluler, dan uang hasil kejahatan Rp 700.000. Polisi juga sedang memburu tiga buron lain.

Pada Juni tahun lalu, Polda Metro Jaya juga meringkus pelaku kejahatan dengan modus mirip. W alias A alias AS (42) asal Pontianak ditangkap di rumahnya di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Tersangka mengganjal mesin ATM dengan korek api sehingga orang lain yang datang tak bisa bertransaksi di ATM itu dan kartunya tersangkut.

Pelaku yang telah beraksi belasan kali ini pun menghampiri korban dan berpura-pura memberi bantuan. Ia mengintip gerakan tangan korban ketika memasukkan nomor PIN lantas mengingatnya. Setelah korban pergi, tambahnya, pelaku mengambil kartu ATM korban dan menguras uangnya.

Untuk menghindari modus penipuan di ATM, Putu mengimbau kepada warga untuk memilih lokasi ATM yang dijaga petugas keamanan resmi. Masyarakat juga bisa memilih mesin ATM yang berada di satu ruangan tertutup. Lebih lanjut, warga juga harus waspada jika ada orang asing yang menawarkan bantuannya pada saat ATM tak bisa digunakan.

"Kalau mesin error atau ada keanehan lain, segera laporkan kepada petugas keamanan resmi. Jangan mudah percaya kepada orang yang tak dikenal. Pelaku biasanya berpakaian rapi dan bersikap sopan," ungkap Putu.

Jangan panik

Kejahatan mencuri uang dengan membobol rekening orang lain melalui mesin ATM kemungkinan akan terjadi kembali. Sebab, para pelaku kejahatan ini belum semuanya tertangkap. "Ilmu"-nya pun mudah dipelajari, baik dengan berguru kepada pelaku kejahatan ini maupun mencarinya melalui dunia maya.

ATM tetap sebuah mesin yang diasumsikan selalu berisi uang dalam jumlah besar, yang selalu menarik menjadi sasaran "diakali" para pelaku kejahatan hingga tidak berfungsi. "Warga bisa memberi tahu bank agar kerusakan bisa dicek. Jadi, diketahui pasti, ATM itu rusak secara alamiah atau kejahatan," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul.

Lebih lanjut, ujar Martinus, ketika kartu ATM kita tertelan mesin, jangan panik. "Tidak perlu meminta bantuan orang yang ada di sekitar bilik ATM, terlebih kita tidak mengenal benar mereka. Telepon segera pihak bank untuk memberi tahu dan minta untuk segera memblokir rekening kita," ujarnya.

Terkait itu, nasabah pengguna ATM hendaknya mengingat atau menyimpan nomor telepon bank yang kita gunakan jasanya. Ini penting karena pernah terjadi kasus, nasabah menghubungi nomor telepon yang tertera di sebuah stiker di mesin ATM, ternyata itu nomor palsu yang dibuat pelaku kejahatan.

Martinus menambahkan, bank juga diimbau memasang tata cara atau prosedur penanganan jika sebuah kartu ATM tertelan sehingga nasabah tidak panik dan yakin rekeningnya tetap utuh. (DEA/RTS/RAY)

-------------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di Harian Kompas, Selasa, 14 April 2015, dengan judul "Waspadai Pembobol ATM di Pusat Perbelanjaan"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curhat Seniman Grafiti Diremehkan karena Tak Banyak Uang, Janji Akan Terus Berkarya

Curhat Seniman Grafiti Diremehkan karena Tak Banyak Uang, Janji Akan Terus Berkarya

Megapolitan
Rancang dan Perjuangkan Sendiri, Kios Seni di GKJ Jadi Karya Terbesar Suwito Si Pelukis

Rancang dan Perjuangkan Sendiri, Kios Seni di GKJ Jadi Karya Terbesar Suwito Si Pelukis

Megapolitan
Kerap Dipandang Sebelah Mata Jadi Pelukis Jalanan, Atu: Bagi Saya Tidak Masalah

Kerap Dipandang Sebelah Mata Jadi Pelukis Jalanan, Atu: Bagi Saya Tidak Masalah

Megapolitan
Ini Biang Kerok Eskalator 'Skybridge' Stasiun Bojonggede Rusak Berminggu-minggu

Ini Biang Kerok Eskalator "Skybridge" Stasiun Bojonggede Rusak Berminggu-minggu

Megapolitan
Sistem Imigrasi Sempat 'Down', Penumpang di Bandara Soekarno Hatta Sebut Tak Ada Lagi Antrean Panjang

Sistem Imigrasi Sempat "Down", Penumpang di Bandara Soekarno Hatta Sebut Tak Ada Lagi Antrean Panjang

Megapolitan
Warga Dorong Polisi Selidiki Kasus Penjarahan Aset Rusunawa Marunda

Warga Dorong Polisi Selidiki Kasus Penjarahan Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Jauh-jauh dari Depok, Tiga Pemuda Datang ke PRJ demi Coba Mie Goreng Viral

Jauh-jauh dari Depok, Tiga Pemuda Datang ke PRJ demi Coba Mie Goreng Viral

Megapolitan
Mumet Ujian dan Sekolah, Salwa ke PRJ Demi 'Ketemu' Grup Kpop Seventeen

Mumet Ujian dan Sekolah, Salwa ke PRJ Demi "Ketemu" Grup Kpop Seventeen

Megapolitan
Warga Teriak Lihat Anies Keliling PRJ: Pak, Jadi Gubernur Lagi Ya...

Warga Teriak Lihat Anies Keliling PRJ: Pak, Jadi Gubernur Lagi Ya...

Megapolitan
Wakili Heru Budi, Wali Kota Jakpus Buka Perayaan HUT DKI di PRJ Bareng Anies

Wakili Heru Budi, Wali Kota Jakpus Buka Perayaan HUT DKI di PRJ Bareng Anies

Megapolitan
Jajan Kerak Telor di PRJ, Anies: Kangen, Sudah Dua Tahun Enggak Makan Ini

Jajan Kerak Telor di PRJ, Anies: Kangen, Sudah Dua Tahun Enggak Makan Ini

Megapolitan
Anies Baswedan Kunjungi PRJ, Pandu Pesta Kembang Api dari Atas Panggung

Anies Baswedan Kunjungi PRJ, Pandu Pesta Kembang Api dari Atas Panggung

Megapolitan
Beli Uang Palsu Rp 22 Miliar, Pelaku Bakal Tukar dengan Duit Asli yang Akan Dimusnahkan BI

Beli Uang Palsu Rp 22 Miliar, Pelaku Bakal Tukar dengan Duit Asli yang Akan Dimusnahkan BI

Megapolitan
Awalnya Pembeli, Pria di Depok Dimodali Bandar Buat Jadi Peracik dan Pengedar Tembakau Sintetis

Awalnya Pembeli, Pria di Depok Dimodali Bandar Buat Jadi Peracik dan Pengedar Tembakau Sintetis

Megapolitan
Keluarga Berharap Virgoun Bisa Direhabilitasi

Keluarga Berharap Virgoun Bisa Direhabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com