Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/05/2015, 15:03 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Dua bulan terakhir, gaji, tunjangan kinerja daerah, dan tunjangan sertifikasi bagi guru yang juga pegawai negeri sipil di Jakarta selalu terlambat diterima, bahkan ada yang belum cair. Sebagian guru harus menggadai barang atau pinjam uang untuk menutup kebutuhan harian.

Kepala SMPN 39 Jakarta Misto mengatakan, gaji guru bulan Mei ini belum cair. "Biasanya tanggal 5 setiap bulan gaji sudah turun. Tetapi, sampai sekarang gaji bulan Mei belum cair," ujarnya, Rabu (6/5).

Selain gaji, tunjangan kinerja daerah (TKD) bulan Maret dan tunjangan sertifikasi juga belum diterima para guru. Biasanya, TKD diterima setiap tanggal 20 pada bulan berikutnya. Sementara tunjangan sertifikasi dibayarkan tiga bulan sekali. Untuk sertifikasi Januari-Maret, tunjangan seharusnya diterima pada 20 April lalu.

Kondisi ini, menurut Misto, tidak secara langsung mengganggu proses belajar mengajar di sekolah. Namun, sejumlah guru kelabakan mencari pinjaman demi membiayai pengeluaran harian.

Keluhan serupa diutarakan guru SMP Negeri 16 Jakarta Selatan, Rino Wikanto. "Biasanya setiap tanggal 1 gaji sudah ada, tetapi sekarang sudah molor lama," katanya. Keterlambatan itu membuat Rino meminjam uang Rp 4 juta kepada keluarganya untuk membayar uang kuliah kedua anaknya.

Ia pun mengaku bolak balik ke anjungan tunai mandiri (ATM) dengan harapan gajinya sudah masuk ke rekening. Namun, yang ditunggu belum datang juga.

Rino mengatakan, pembayaran gaji pokok sudah terlambat dua kali dalam setahun terakhir. Molornya pembayaran gaji guru terjadi sejak Maret lalu. Sebelumnya, gaji guru selalu dibayar tepat waktu. Apabila waktu pembayaran bertepatan dengan hari libur nasional, keterlambatan hanya terjadi 1-2 hari.

Alasan keterlambatan gaji tidak pernah diketahui Rino. Padahal, gaji yang dibayarkan diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. "Yang saya tahu hanya ada keterlambatan TKD, bukan gaji pokok," ujarnya.

Adapun guru SMK Negeri 35 Jakarta, Anton Prabawa, berharap pemerintah dapat menjelaskan alasan keterlambatan pembayaran gaji yang terjadi dalam dua bulan terakhir. Kondisi tersebut membuat Anton menggadaikan beberapa barang berharga milik istrinya, seperti cincin dan kalung. Hal tersebut dilakukan Anton untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar cicilan mobil.

"Mulai bulan lalu, setengah dari gaji sudah saya sisakan untuk persiapan anak masuk perguruan tinggi," ujar pria yang memiliki tiga anak itu.

Anton menambahkan, sebelum ada reformasi struktur birokrasi dan perubahan kebijakan di lingkup Pemerintah DKI Jakarta, pembayaran gaji selalu berjalan lancar. Karena itu, ia berharap gaji pokok tersebut sudah dapat diterima pada Kamis (7/5) ini.

Berbeda dengan guru yang telah berstatus PNS, guru honorer justru sudah mendapatkan honorarium bulanan mereka setelah dana bantuan operasional sekolah dan biaya operasional pendidikan cair.

Anggaran mendahului

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah, Rabu sore, mengatakan, gaji PNS semestinya tidak terganggu meskipun APBD 2015 belum cair. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama ini menggunakan anggaran mendahului untuk membiayai kegiatan wajib dan rutin, termasuk gaji pegawai.

Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan pembayaran TKD terlambat karena kisruh berkepanjangan terkait penetapan APBD 2015. Menurut Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono, pencairan anggaran tinggal menunggu proses administrasi yang diperkirakan rampung pekan ini.

Khusus untuk TKD guru, Pemprov DKI awalnya tidak menganggarkan dalam APBD. Hal itu dengan pertimbangan guru telah mendapatkan tunjangan sertifikasi profesi. Namun, setelah evaluasi dari Kementerian Dalam Negeri, para guru di DKI Jakarta dihitung sebagai penerima TKD.

Selain gaji pegawai, Pemprov DKI juga menggunakan anggaran mendahului untuk sejumlah kegiatan rutin, antara lain untuk pelayanan kesehatan, pendidikan, tata air, serta bina marga. Namun, khusus untuk kegiatan nonrutin, seperti pembayaran TKD, BPKAD harus menunggu penetapan APBD 2015 yang molor lima bulan karena alotnya pembahasan antara Pemprov dan DPRD DKI Jakarta. (ART/MKN/B02)

-------------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi 7 Mei 2015 dengan judul "Gaji Guru DKI Belum Cair".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com