Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Hal Penting yang Perlu Diubah dari Ahok

Kompas.com - 07/05/2015, 20:49 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dianggap harus membenahi beberapa aspek dan kebiasaan dirinya. Hal ini berkaitan dengan kinerja Ahok (sapaan Basuki) ke depan.

Dari survei Cyrus Network, setidaknya, ada lima hal yang dianggap penting untuk dibenahi dari Ahok.

Pertama, soal komunikasi dengan bawahan, yakni 53,2 persen anggap penting, 22,7 persen anggap sangat penting, 18,5 persen anggap biasa saja, 3,6 persen anggap tidak penting, dan 2,0 persen anggap tidak penting.

Kedua, persoalan penggunaan dan pemilihan kata dalam berbicara, yakni 50,2 persen anggap penting, 30,1 persen anggap sangat penting, 12,3 persen anggap biasa saja, 5 persen anggap tidak penting, dan 2,4 persen anggap sangat tidak penting.

Ketiga, komunikasi dengan DPRD, yakni 49,5 persen anggap penting, 28,1 persen anggap sangat penting, 14,8 persen anggap biasa saja, 4,4 persen anggap tidak penting, dan 3,2 persen anggap sangat tidak penting.

Keempat, frekuensi berkunjung ke masyarakat, yakni 48,8 pensen anggap penting, 25,6 persen anggap sangat penting, 19,3 persen anggap biasa saja, 4,5 persen anggap tidak penting, dan 1,8 persen anggap sangat tidak penting.

Kelima, manajemen emosi, yakni 46 persen anggap penting, 34,8 persen anggap sangat penting, 10,4 persen biasa saja, 5,2 persen anggap tidak penting, dan 3,6 persen anggap sangat tidak penting.

Selama ini, Ahok dinilai belum bisa merambah pada kerja lainnya. Selama ini, Basuki bertarung di kancah pembenahan birokrasi yang macet.

Kendati demikian, CEO Cyrus Network menyebut angka tersebut menjadi tidak berarti jika program Ahok sudah diterapkan langsung ke masyarakat.

"Programnya kan belum dirasakan masyarakat semua, tetapi kalau sudah dirasakan masyarakat semua, masyarakat akan melupakan hal itu," kata CEO Cyrus Network Hasan Nasbi, Kamis (7/5/2015).

Survei tersebut diselenggarakan pada 23 April-27 April 2015. Metode yang dilakukan adalah multistage random sampling. Responden tersebar secara proporsional di seluruh wilayah kelurahan DKI Jakarta dengan umur minimal 17 tahun.

Responden yang terpilih diwawancarai lewat tatap muka. Jumlah responden sebanyak 1.000 orang dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error kurang lebih 3,1 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Megapolitan
Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Megapolitan
Gibran Sumbang Sapi 1 Ton untuk Pertama Kalinya ke Masjid Istiqlal

Gibran Sumbang Sapi 1 Ton untuk Pertama Kalinya ke Masjid Istiqlal

Megapolitan
Anies Sekeluarga Jalan Kaki ke Masjid Babul Khoirot untuk Shalat Idul Adha

Anies Sekeluarga Jalan Kaki ke Masjid Babul Khoirot untuk Shalat Idul Adha

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 17 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 17 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Megapolitan
Rumah 2 Lantai di Bogor Terbakar, Kerugian Ditaksir Capai Rp 15 Juta

Rumah 2 Lantai di Bogor Terbakar, Kerugian Ditaksir Capai Rp 15 Juta

Megapolitan
Soal Kans Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Sandiaga: Enggak Ada Ajakan

Soal Kans Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Sandiaga: Enggak Ada Ajakan

Megapolitan
Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Megapolitan
Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Megapolitan
Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Megapolitan
Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Megapolitan
Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Megapolitan
Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com