"Ternyata, kelompok ini melarikan diri ke Jakarta dan beraksi di sini," ujar Herry saat dihubungi, Senin sore.
Herry menjelaskan, komplotan yang diduga terdiri dari sembilan orang itu telah melakukan tujuh perampokan. "Mereka ini spesialis SPBU," ungkap dia.
Polisi mencatat, setidaknya, ada beberapa aksi mereka yang menonjol, yakni perampokan seorang karyawan SPBU Radar Auri, Ciracas, Jakarta Timur, pada Februari 2015 lalu. Korban bernama Mulyana ditembak di bagian perut dan tembus ke pinggang kirinya. Tak hanya itu, Mulyana juga dibacok di bagian kepalanya. Saat itu, Mulyana akan menyetorkan uang SPBU ke bank.
Pada Maret 2015, mereka membegal Mamat, karyawan SPBU lainnya, yang akan menyetor uang Rp 500 juta. Lokasinya juga di Ciracas, Jakarta Timur. Mamat ditembak di dadanya hingga tewas di tempat.
Perampokan selanjutnya mereka lakukan terhadap Endang Suhendar di dekat SPBU Cipayung, Depok. Mereka memepet Endang di depan Toko Bangunan Abadi RT 02/02, Cipayung, Depok, saat hendak menyetorkan uang SPBU ke bank.
Mereka kemudian menembak pelipis Endang dan membawa kabur uang Rp 185 juta. Mereka juga membegal karyawan SPBU, Joko Santoso, di Sukatani, Tapos, Depok, pada April 2015 lalu. Saat itu, Joko menyimpan uang puluhan juta di jok sepeda motor yang kemudian dibawa kabur para pelaku.