Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Menagih Lagi Janji Jokowi...

Kompas.com - 12/05/2015, 14:11 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Memperingati 17 tahun perusakan dan pembakaran di mal Klender (Yogya Departement Store) saat kerusuhan Mei 1998, keluarga korban kembali melakukan tabur bunga di depan mal tersebut, Selasa (12/5/2015). Pada acara tabur bunga ini, sejumlah pihak mendesak pemerintahan Joko Widodo untuk mengungkap kasus kerusuhan Mei 1998 tersebut.

Acara tabur bunga ini dihadiri sejumlah organisasi, meliputi Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI), Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras), Komnas Perempuan, dan organisasi lainnya. Sejumlah tokoh, seperti keluarga yang jadi korban, anggota DPR Komisi VIII, Maman Imanulhaq, juga hadir mengikuti acara.

Ibunda dari Teten Karyana (32), korban meninggal dalam kerusuhan Mei 98 di mal tersebut, Ruyati Darwin (67), berharap, melalui peringatan ini, Jokowi dapat merealisasikan janji kampanyenya untuk menuntaskan sejumlah kasus pelanggaran HAM, termasuk tragedi Mei 1998.

"Harapan saya, sesuai komitmen Pak Jokowi, akan menuntaskan kasus pelanggaran HAM, terutama untuk tujuh kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia," kata Ruyati di sela acara, Selasa siang.

Tujuh kasus yang dimaksud Ruyati ialah kasus Tanjung Priok, kasus 65, penghilangan paksa, kerusuhan Mei 1998, Semanggi I dan II, serta kasus Wamena di Papua. Ruyati berharap, Jokowi dapat memerintahkan lembaga penegak hukum, seperti Kejaksaan Agung, untuk melanjutkan berkas kasus kerusuhan tersebut. Selain itu, dia berharap agar dalang pelaku kerusuhan Mei 98 mengungkap jati dirinya.

"Kami mau ada pengakuan, bagaimana mau ada rekonsiliasi kalau pelakunya saja kita enggak tahu, kan kalau keluarga korbannya (siapa) sudah jelas," ujar Ruyati.

Sementara itu, anggota Komisi VIII DPR, Maman Imanulhaq, mengungkapkan, pemerintahan Jokowi masih belum menunjukkan tekad untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM.

"Beberapa rezim sudah ganti, tetapi penguasa kita takut untuk ungkap kebenaran, termasuk Jokowi. Ketika (soal) HAM, Jokowi tidak berbuat apa-apa," ujar Maman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com