Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Sejoli yang Nyaris Batal Nikah karena Ditipu "Wedding Organizer"

Kompas.com - 21/05/2015, 21:33 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kumgeltu dan Happy memilih untuk tidak menyerah dengan keadaan. Pasangan kekasih yang siap untuk menikah tanggal 30 Mei 2015 mendatang tetap mengupayakan berbagai cara agar pernikahannya bisa berlangsung.

Mereka merupakan satu dari puluhan pasangan yang mempercayakan acara pernikahan mereka kepada wedding organizer WB.

Kumgeltu dan Happy harus menghadapi kenyataan bahwa uang puluhan juta rupiah mereka diduga dibawa kabur oleh pemilik WB, setelah sang pemilik, WS, tiba-tiba menghilang sejak Minggu (17/5/2015).

"Saya sudah bayar hampir 100 persen, total biaya pernikahan yang dibayar ke WB Rp 42 juta. Yang harus saya bayar tinggal Rp 5,5 juta," tutur Kumgeltu kepada Kompas.com, Kamis (21/5/2015) siang.

Dia menceritakan, awalnya memutuskan untuk menggunakan jasa WB atas dasar saran dari teman. Selain itu, Kumgeltu dan Happy juga mencari referensi lain di internet.

Sebagian besar testimony yang diisi oleh mantan pengguna jasa WB, menilai pelayanannya cukup baik.

Ketertarikan pasangan yang sama-sama anak rantau itu terhadap WB juga karena banyak promo yang ditawarkan. Jadilah mereka sepakat menggunakan jasa WB pada Mei tahun lalu.

Sesuai dengan aturan di WB, pasangan yang ingin menggunakan jasa mereka harus sudah booking setahun sebelum tanggal pernikahan.

Selama setahun itu, pasangan juga diperbolehkan mencicil biaya jasa wedding organizer. WB menjanjikan akan mengurus semua keperluan Kumgeltu dan Happy, mulai dari tempat resepsi, jas dan gaun pengantin, kartu undangan, katering, dan sebagainya.

Sebagai tanda keseriusan, Kumgeltu dan Happy membayar down payment sebesar Rp 2 juta. Untuk mendapatkan uang sejumlah Rp 42 juta itu, Kumgeltu dan Happy harus berupaya ekstra dalam mengumpulkan uang.

Bahkan mereka sampai meminjam uang ke kantor mereka masing-masing. "Kita sudah coba yakinin kantor dan mereka mau kasih pinjaman. Saya pinjam ke kantor saya, istri saya pinjam ke kantornya," kata Kumgeltu.

Uang yang dikumpulkan akhirnya cukup untuk membayar 75 persen dari total pembayaran kepada WB. Pihak WB sendiri beberapa kali meminta pembayaran secara cepat dengan iming-iming bonus bagi calon pengantin.

Bonus itu di antaranya jalan-jalan ke Bali, dapat tambahan porsi di katering saat resepsi, diberikan harga sewa murah untuk mobil pengantin, dan sebagainya.

Setelah mendapat kabar pemilik WB menghilang, Kumgeltu dan Happy langsung mengatur ulang strategi. Mereka sepakat tidak bisa menunda, bahkan membatalkan pernikahan.

Ditambah lagi orangtua dan keluarga mereka berdua dari luar kota sudah tiba di Jakarta sejak Sabtu (16/5/2015). "Biar gimana pun, pernikahan akan tetap kami langsungkan. Kita juga enggak kasih tahu pihak keluarga soal kondisi kita yang ditipu sama WB," kata Kumgeltu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com