Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kewaspadaan Dewi Si Tukang Bubur Berujung Kegelisahan

Kompas.com - 22/05/2015, 08:48 WIB
Jessi Carina

Penulis


BEKASI, KOMPAS.com — Pemerintah Kota Bekasi sudah mengumumkan bahwa beras yang selama ini diduga berbahan plastik benar-benar mengandung plastik. Hal ini berkat laporan seorang penjual bubur, Dewi Septiani, yang peka terhadap perbedaan beras yang dimasaknya dan menyebarkan informasinya ke berbagai pihak.

Mengetahui hal itu, Dewi mengaku turut prihatin. Akan tetapi, dia mengucap syukur karena laporannya terbukti benar dan tidak mengada-ada. "Perasaan saya lega, tetapi belum tenang," ujar Dewi di Mapolresta Bekasi Kota, Kamis (21/5/2015).

Ketika itu, Dewi baru saja selesai memberikan keterangan di Mapolresta Bekasi Kota. Sudah dua kali Dewi harus datang ke kantor polisi untuk memberi keterangan.

Pertama di Mapolsek Bantargebang dan kedua di Polresta Bekasi Kota karena kasusnya sudah dilimpahkan langsung ke Polres. Semua proses tersebut ternyata menimbulkan perasaan takut pada diri Dewi. Dia tidak menyangka temuannya soal beras plastik akan menjadi isu yang besar seperti saat ini.

"Saya pertama hanya aware saja dengan ini, enggak maksud apa-apa. Saya jadi takut. Ini kan sudah menyebar. Kondisi psikologis saya terpengaruh," ujar Dewi.

Sebab, setelah pemberitaan tentang beras plastik ini menyebar, banyak orang yang menudingnya mengada-ada saja. Dewi mengatakan, mereka menuding Dewi hanya kurang matang saja dalam memasak beras tersebut, bahwa beras plastik seperti yang diungkap Dewi sebenarnya tidak ada.

Selain perasaan tak nyaman terhadap tudingan orang, Dewi juga menyimpan perasaan bersalah kepada Sembiring, pemilik toko tempat dia membeli beras plastik. Pada pemeriksaan oleh polisi beberapa kali, Dewi bertemu dengan Sembiring yang juga sedang diperiksa. Akan tetapi, kata Dewi, mereka berdua saling diam tanpa ada yang menegur satu sama lain. Dewi mengaku merasa bersalah karena akhirnya penjual beras yang menjadi langganannya dalam setahun ini ikut terseret.

"Saya merasa bersalahnya itu kan karena saya langganan sama dia, selama ini kami berhubungan baik. Saya ngeri banget. Tapi, saya sendiri hanya berusaha dagang yang jujur dan amanah. Saya takutnya itu saja. Kan saya juga jadi sorotan, yang jadi korban anak saya," ujar Dewi. Dewi bahkan tidak membuka warung bubur dan nasi uduknya setelah penemuan itu. Ingin istirahat, hanya itu alasan yang disampaikan Dewi soal tutupnya warung.

Kini, Dewi telah menggandeng beberapa tim kuasa hukum dari lembaga bantuan hukum (LBH) untuk mendampinginya tiap melakukan pemeriksaan. Suami Dewi yang langsung meminta tolong kepada kerabatnya di LBH untuk membantu mendampingi sang istri.

Dewi mengatakan, dengan didampingi, dia menjadi semakin tenang. Sebab, ada yang memberi tahu dia langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses hukum.

Terbukti palsu

Pemerintah Kota Bekasi sudah memastikan bahwa beras yang diduga berbahan sintetis di Mutiara Gading Timur itu memang memiliki kandungan plastik. Hal tersebut berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh PT Sucofindo.

"Kami lakukan pengujian menggunakan alat pertama. Kami screening dengan alat spektrum infrared untuk melihat apa terdapat senyawa yang kita suspect. Ternyata, ada spektrum yang identik dengan spektrum yang dimiliki senyawa polyvinyl chloride. Ini adalah senyawa yang digunakan pipa, kabel, dan lantai," ujar Kepala Bagian Pengujian Laboratorium PT Sucofindo Adisam ZN di Kantor Wali Kota Bekasi, Kamis.

Adisam mengatakan, senyawa tersebut biasa digunakan untuk kebutuhan industri. Setelah melakukan pengujian tersebut, Adisam mengatakan, instansinya juga melakukan tes lain untuk mengetahui kandungan apa lagi yang ada dalam beras tersebut. Berdasarkan hasil tes tersebut, beras itu juga mengandung plastiser plastik seperti benzyl butyl phthalate (BBT), bis 2-ethylhexyl phthalate (DEHP), dan diisononyl phthalate (DNIP). Ketiga bahan tersebut merupakan pelembut yang biasa digunakan bersamaan dengan polyvynil chloride. Tujuannya agar pipa atau kabel mudah dibentuk.

Adisam mengatakan, ketiga bahan tersebut juga digunakan untuk membuat beras yang mengandung senyawa polyvynil chloride mirip seperti aslinya. "Kami pun berkesimpulan bahwa beras ini ada tambahan unsur dari luar," ujar Adisam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com