Hal ini disampaikan kerabat Jopi di Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Wina. Jopi pernah bertahun-tahun ikut di organisasi yang fokus di masalah adat itu, sebelum meninggalkan organisasi itu tahun 2013 lalu.
Sebagai kerabat, Wina menilai Jopi sebagai sosok yang kritis dan vokal. Itu tergambar dari suara Jopi di media jejaring sosial Twitter.
"Dia sendiri sebagai seorang aktivis sangat aktif dan vokal, kalau ikuti Twitter-nya, kritis sekali dia, blak-blakan," kata Wina di rumah duka, di Tebet Dalam, Jakarta Selatan, Sabtu (23/5/2015) malam.
Namun, Wina tak dapat menyebutkan apakah kemungkinan sikap kritis korban ada kaitan dengan kasus kematian kerabatnya itu. Termasuk ketika ditanya apa mendengar adanya intimidasi kepada Jopi terkait aktivitasnya.
Wina menjelaskan, Jopi pernah mengikuti beberapa organisasi. Paling lama di AMAN, yakni sejak tahun 2003 hingga 2013 silam. Jabatan Jopi terakhir di organisasi itu yakni Direktur Informasi dan Komunikasi.
Jopi kemudian pindah ke organisasi Green Peace, dan akhirnya pindah lagi ke organisasi pemantau kelapa sawit, yang berkantor di Bogor.
"Banyak organisasi. Dia juga pernah menjadi relawan Jokowi selama kampanye," ujar Wina. Menurut Wina, Jopi adalah sosok yang baik dan supel.
Kematian Jopi sangat mengejutkan dia dan rekan-rekan Jopi yang lain. Menurut Wina, Jopi pergi ke Venue untuk bertemu teman-teman. Ia belum tahu penyebab Jopi dibunuh. Kepada rekan Jopi, polisi hanya menyebut korban ditusuk. Saat penusukan ada teman-teman Jopi.
"Ada sedikit penjelasan bahwa Jopi karena luka tusuk kena paru-paru. Tusukan di belakang," ujarnya.
Hingga pukul 20.30, Jopi masih berada di RS Polri untuk divisum. Menurut rencana, Jopi akan diterbangka ke kampung halamannya Kisaran, di Sumatera Utara subuh nanti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.