Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Sebut Djarot Tidak Berkoordinasi Terkait Izin "PRJ Senayan"

Kompas.com - 30/05/2015, 15:21 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku heran Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat mengizinkan penyelenggara Pesta Rakyat Jakarta (PRJ) 2015 alias "PRJ Senayan" untuk mengatasnamakan Pemerintah Provinsi DKI dalam pelaksanaan acara tersebut.

Menurut Ahok, sapaan Basuki, mengaku Djarot tidak pernah berkoordinasi dengan dirinya terkait hal tersebut.

"Yang di Senayan itu tidak ada izin dari kita, saya juga tidak tahu menahu. Kelihatannya itu Wagub yang izinkan. Saya tidak tahu menahu kenapa wagub mengizinkan, dasarnya apa, karena tidak pernah dibawa dalam rapim (rapat pimpinan)," ujar Ahok usai menghadiri acara pertemuan ilmiah tahunan ke-10 Persatuan Dokter Keluarga Indonesia, di Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (30/5/2015).

Meski demikian, Ahok mengaku tidak tahu menahu dan enggan berkomentar banyak seputar tindakan Djarot yang enggan berkoordinasi dengan dirinya itu. "Ya mesti tanya sama Wagub-lah. Kamu tanya sama Wagub kenapa dia enggak lapor ke saya," ujar Ahok.

Sebagai informasi, beberapa hari lalu Sekretaris Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Irwandi mempertanyakan pihak penyelenggara Pesta Rakyat Jakarta yang memasang lambang Pemprov DKI di spanduk, poster, banner, stiker promosi acara tersebut. Pasalnya, kata dia, untuk menyewa tenda di PRJ Senayan, dikenakan biaya hingga Rp 2 juta.

Irwandi mengaku khawatir, nantinya akan ada banyak pihak yang menyangka PRJ Senayan merupakan acara resmi Pemprov DKI sehingga seluruh biaya sewa masuk ke dalam pendapatan asli daerah (PAD).

"Saya baru lihat kok ada lambang DKI ya di posternya. Masalahnya ada pemungutan tenda Rp 2 juta dan ada logo Pemprov DKI, takutnya warga atau penyewa mengira duitnya masuk ke DKI, padahal kami sama sekali tidak terlibat apa pun," kata Irwandi, Senin (25/5/2015).

Pada kesempatan terpisah, pihak penyelenggara acara menyatakan bahwa mereka telah mendapatkan izin dari Djarot terkait pemasangan lambang Pemprov DKI sebagai bagian dari promosi acara tersebut.

"Pemasangan logo ini bentuk dukungan Pemprov DKI. Bentuk dukungannya yaitu surat rekomendasi tertulis dari Pak Wagub atas audiensi dengan beliau. Suratnya ada, kami pegang," kata ketua panitia acara Indra Maulana, Selasa (26/5/2015).

Djarot pun mengakui dia yang mengizinkan penyelenggara acara untuk menggunakan lambang Pemprov DKI. Sebab, kata dia, penyelenggara acara berjanji akan menyediakan tempat khusus dan gratis untuk para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Memang, kita izinkan. Karena mereka akan menampung kalangan UMKM, dan itu gratis," ujar dia di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (27/5/2015).

Djarot mengaku tidak tahu menahu perihal adanya biaya Rp 2 juta yang dikenakan penyelenggara kepada para pelaku UMKM. Namun ia yakin biaya tersebut bukanlah untuk penyewaan stan, tapi untuk biaya seperti jasa penyediaan listrik ataupun kebersihan.

"Jadi harus dicari tahu dulu Rp 2 jutanya itu untuk apa. Bisa jadi untuk listrik dan segala macam. Kalau boothnya sih gratis. Masa semuanya digratisin," ujar mantan Wali Kota Blitar itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com