Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Janji Bantu PT KAI Gusur Permukiman Kumuh di Bantaran Rel

Kompas.com - 10/06/2015, 15:04 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berjanji  membantu PT KAI menertibkan kawasan kumuh di bantaran rel, terutama di sekitar Stasiun Kampung Bandan, Tanjung Priok, dan Ancol. Sebab, Pemprov DKI dan PT KAI akan bekerja sama membangun rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Stasiun Kampung Bandan. 

"Kawasan kumuh itu sudah terlalu padat. Ada warga yang tinggal dari tahun 1978-1980 sampai sekarang, ya sudah diputuskan saja bangun rusunawa di lahan 3,2 hektar milik PT KAI," kata Basuki di Stasiun Kota, Rabu (10/6/2015). 

Seusai meninjau Stasiun Kampung Bandan dengan mengendarai lori motor, Basuki mengatakan, banyak warga bantaran rel kereta membuang sampah di rel. Petugas Dinas Kebersihan pun mengalami kesulitan masuk wilayah itu untuk membersihkan sampah rumah tangga tersebut.

Selain itu, lanjut dia, jika kebakaran terjadi di bantaran rel, mobil pemadam kebakaran juga sulit menanggulangi bencana itu. Tak hanya itu, warga yang sedang hamil, kata Basuki, pasti juga sulit mendapat akses untuk melahirkan.

Oleh karena itu, Basuki mengimbau warga bantaran rel kereta untuk direlokasi ke rusunawa. Sementara itu, pihak yang keberatan adalah oknum penyewa lahan.

"Kalau warga di sana ternyata tidak punya KTP DKI tapi sudah menetap di atas lima tahun dan ada tiga orang tetangga yang menyatakan dia warga tetap, saya kasih KTP DKI. Dia bisa tinggal di rusun itu," kata Basuki. 

Rencananya, pembangunan rusunawa itu akan dimulai tahun 2016 dan rampung 2018. Basuki menunjuk PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk mengerjakan pembangunan rusun ini. Dengan demikian, Pemprov DKI akan memberi penyertaan modal pemerintah (PMP) hingga Rp 7 triliun kepada PT Jakpro.

Basuki menargetkan rusunawa Kampung Bandan dan Manggarai akan ada toko, lift, serta berada di atas depo mass rapid transit (MRT) sehingga warga dengan mudah menggunakan moda transportasi massal yang terintegrasi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

Megapolitan
Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi 'Online' untuk Bayar Sewa Kos

Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi "Online" untuk Bayar Sewa Kos

Megapolitan
Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Megapolitan
Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Megapolitan
Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Megapolitan
Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Megapolitan
Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Megapolitan
Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Megapolitan
Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Megapolitan
Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Megapolitan
Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Megapolitan
Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Megapolitan
Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Megapolitan
PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

Megapolitan
Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com