Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencarian Benang Layangan Penjerat Leher di Bekasi yang Ramai di Facebook

Kompas.com - 18/06/2015, 14:07 WIB
Jessi Carina

Penulis


BEKASI, KOMPAS.com — Salah seorang warga Bekasi, Dewi Anggraini, mengaku terluka di bagian leher ketika sedang melewati Jalan I Gusti Ngurah Rai atau yang sering disebut Jalan Baru Bekasi. Dewi mengaku, luka tersebut disebabkan oleh benang kenur yang melintang di jalan itu.

"Waktu itu hari Sabtu jalanan sepi, saya melaju dari arah Jakarta Selatan ke Perumnas 1," ujar Dewi ketika dihubungi, Kamis (18/6/2015).

Dewi menjelaskan, lokasi benang tersebut saat itu berada di dekat Indogrosir dan bersebelahan dengan rel kereta api. Ketika itu, Dewi mengenakan setelan standar pengendara sepeda motor, seperti helm dan jaket.

Benang kenur yang ia sebut melintang di jalan itu pun mengenai lehernya hingga menghasilkan goresan merah. Belakangan, goresan tersebut mengeluarkan sedikit darah ketika Dewi sampai di rumah.

Dewi menceritakan, ada seorang pria juga terkena benang layangan di tempat dan waktu yang sama. "Ada bapak-bapak juga kena lehernya, tapi dia tahan pakai tangan. Tangannya luka juga karena dia pakai buat benerin benangnya," ujar Dewi.

Meski mengalami kejadian tersebut, Dewi mengaku memang tidak melapor ke polisi. Dia memilih untuk melanjutkan perjalanan ke rumah.

Daripada melapor ke polisi, dia lebih memilih untuk menyebarkan informasi tersebut ke media sosial melalui akun Facebook-nya. Posting-an Dewi di media sosial itu pun menjadi perhatian banyak orang.

"Buat temen temen semuanya...Be aware tiap kalian lewat jalan Baru bekasi...i gusti ngurah rai ..yg sepanjang rel kereta commuter. Kejadian apes barusan menipa ane... Ane pulang kampus dari jkt selatan ,,pulang ke bekasi barat,perumnas 1...jalur pulang ane selalu lewat pasar minggu-BKT-jalan baru. Siang ini agak apes . Lagi nyetir di jl baru itu...dgn kecepatan standar 40km/jam, Leher ane tiba tiba kejerat BENANG LAYANGAN YG GELASAN," tulis Dewi di akunnya.

"ane yg ga bisa ngerem mendadak akhirnya tadi pasrah ama allah udah nyebut kalimat syahadat ..krn pasrah ane tau tu benang tajem bangettttt apalagi dgn kecepan motor kan jd setajam silet pasti bisa mutusin uratm urat di leher n mengakibatkan pendarahan. Akhirnya setelah kejerat ,ane bisa ngerem ...tupun udah nahan pedih leher," tambah Dewi.

Melalui akun Facebook-nya, Dewi sempat menduga bahwa benang itu merupakan salah satu upaya begal dalam mencari korbannya. Akan tetapi, warga sekitar jalan tersebut mengaku tidak pernah mengetahui modus kejahatan dengan benang kenur. Sebelumnya, tidak ada kecelakaan atau tindak kejahatan dengan cara tersebut di jalan itu.

"Saya enggak pernah denger tuh ada kejadian kayak gitu, benangnya di mana, enggak pernah lihat benang juga," ujar Syahrul, salah satu tukang sapu, ketika ditemui di Jalan I Gusti Ngurah Rai.

Menurut warga lain, Andi, belum ada kejadian kecelakaan akibat benang di jalan tersebut. Jika ada, kecelakaan tersebut bukan disebabkan oleh benang layangan, melainkan karena jalanan yang sedang rusak.

"Di sini selama ini aman-aman aja. Kalau ada yang jatuh itu karena jalan rusak. Dulu kan ditambal tuh," ujar Andi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com