Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seniman yang Tidak Punya Semangat Seni Akan "Diusir" dari TIM

Kompas.com - 19/06/2015, 21:59 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan dalam waktu dekat akan ada proses seleksi terhadap para seniman yang ada di Taman Ismail Marzuki (TIM). Namun ia belum merinci seperti apa prosedur seleksi yang nantinya akan dijalankan.

Yang pasti, kata Djarot, seniman yang dinilai memiliki semangat dan dedikasi yang besar pada perkembangan seni akan dibiarkan untuk tetap berkreativitas di tempat tersebut. Sementara seniman yang dianggap tidak memenuhi kriteria itu harus hengkang.

"Itu nanti akan kita seleksi. Intinya sih yang bagus masuk, yang enggak ya putus," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (19/6/2015). [Baca: Seniman TIM: Kesenian Bisa Hidup Tanpa Bantuan Pemerintah]

Sebagai informasi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang berupaya membentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) di TIM. Namun rencana yang telah terlontar sejak awal tahun itu terhambat akibat adanya penolakan dari para seniman setempat.

Djarot sudah pernah menemui para seniman pada Januari lalu. Saat itu Djarot menjelaskan bahwa tujuan pembentukan UPT adalah semata-mata agar TIM mendapatkan alokasi anggaran yang besar ketimbang yang diterima saat ini.

Selain itu, pembentukan UPT juga bertujuan agar para seniman tidak perlu lagi repot-repot mengurus hal-hal yang tidak terkait dengan dunia seni.

"Kalau memang itu seniman dan budayawan yang benar, mereka tidak akan ngitung-ngitung masalah duit. Seniman dan budayawan itu kan seharusnya berkreativitas, berkreasi. Jadi mereka tidak perlu mengurus lampu mati, tidak perlu mengurus WC bau, tidak perlu mengurus lingkungan bau," kata dia di depan para seniman di TIM, Selasa (13/1/2015).

Djarot juga membantah berbagai tuduhan yang menganggap Pemprov DKI ingin mengomersialkan TIM, salah satunya dengan memungut retribusi dari para seniman.

Menurut Djarot, ia justru ingin jajaran pejabat Pemprov DKI bisa mengagendakan pertemuan rutin dengan para seniman dan budayawan minimal setahun dua kali. Hal itu dilakukan dalam rangka menyamakan visi dan misi kita dalam pengembangan budaya.

"Tentu saja dengan para seniman dan budayawan yang betulan, bukan seniman dan budayawan yang abal-abal yang hanya mencari proyek-proyek dari pemerintah," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com