Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mana Janji Jokowi kepada Warga Kampung Apung?

Kompas.com - 06/07/2015, 10:54 WIB

Menurut Rinan, selain Kompleks TPU yang menjadi bagian dari Kampung Apung, pemerintah juga patut memperhatikan ratusan warga yang kini menempati rumah-rumah di atas genangan air.

"Ini mengurusi pemindahan makam saja belum beres. Harusnya yang masih hidup juga diperhatikan, yakni mereka yang selama bertahun-tahun hidup waswas di atas genangan air. Karena sudah ada korban, anak kecil meninggal karena jatuh ke air," jelasnya.

Bukan sekali ini saja Pemprov DKI gagal menyelesaikan proyek di Kampung Apung. Tahun 2011, Pemprov DKI mengucurkan dana Rp 14,75 miliar untuk membangun rumah pompa dan jaringan saluran air. Tahun 2013, dana sebesar Rp 12,5 miliar kembali dikucurkan untuk mengeruk, membersihkan, dan memperbaiki jaringan saluran. Tetapi, tetap saja lingkungan RW 001 masih tergenang air.

Salah satu penyebabnya adalah ketidakseriusan Pemprov DKI membangun dan memelihara jaringan saluran air. Yang mengherankan, jaringan saluran air di RW 001 yang dibangun lebih rendah ketimbang jaringan saluran air utama.

Kedua jenis jaringan tersebut tidak terhubung. Menurut Djuhri, warga sempat ramai-ramai mendatangi pekerja proyek pembuatan saluran itu lantaran warga tahu saluran air tidak dikeruk dan hanya ditutup.

"Sangat aneh ketika proyek miliaran dikerjakan secara main-main. Kami menyaksikan sendiri saluran air tidak dikeruk dan hanya ditutup saja biar kelihatan ada pengerjaan. Kami sempat bongkar itu saluran air dan kami hanya tergeleng-geleng karena saluran air itu masih sangat dangkal dan penuh dengan lumpur," kata Djuhri.

Kini segenap warga masih menunggu janji mantan Gubernur DKI Jakarta Jokowi untuk mengurus masalah di Kampung Apung. Salah satu janji Jokowi yakni mengeringkan Kampung Apung dan merevitalisasi kembali kawasan tersebut.

Beberapa waktu lalu, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menjanjikan akan merelokasi warga Kampung Apung ke rumah susun (rusun). Namun, sampai sekarang, janji Ahok (panggilan Basuki) pun belum terwujud.

Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi pun berpendapat bahwa solusi tercepat menata Kampung Apung yakni dengan membebaskan tanah warga. Selain itu, kata Anas, di lokasi tersebut pemda juga bisa membangun rusunawa.

"Warga jual tanah ke pemda, kemudian pemda membangun rusunawa yang peruntukannya untuk warga setempat," katanya. (gps/fha)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com