Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penjaga Pintu Lenggang Jakarta yang Kerap Dirayu Pengunjung Monas

Kompas.com - 12/07/2015, 14:54 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Akses masuk ke Taman Monumen Nasional (Monas) sudah terbatas. Untuk alasan kedisiplinan, tidak semua pintu masuk di kawasan tersebut dibuka.

Salah satu pintu masuk yang paling sering diakses pengunjuk ialah pintu IRTI Monas. Namun, sejak dibukanya Lenggang Jakarta, pengunjung diarahkan melewati pasar tersebut lebih dulu sebelum masuk ke Taman Monas.

Peraturan itu ternyata dirasa cukup berat oleh sebagian pengunjung. Sebab, mereka jadi harus berjalan lebih jauh dari parkiran IRTI menuju Taman Monas ataupun sebaliknya.

Maka dari itu, untuk mempersingkat aksesnya, mereka pun melancarkan sejumlah rayuan kepada petugas yang menjaga pintu Lenggang Jakarta.

IS (28), salah satu penjaga pintu Lenggang Jakarta, bercerita bahwa setiap hari, ia bisa puluhan hingga ratusan kali mendengar pengunjung memohon untuk dibukakan pintu.

"Pada malas mutar, jadinya bilang ke saya suruh bukain pintu. Ada saja alasannya," kata dia, Minggu (12/7/2015).

Seperti pada siang itu, selama Kompas.com berada di sana, sudah ada sekitar 10 pengunjung yang minta dibukakan pintu.

Pintu yang dimaksud adalah akses mobil yang berada di tengah lapangan depan Lenggang Jakarta. Pintu tersebut sebetulnya tidak boleh dilewati pengunjung.

Namun, bila bisa merayu petugas melewati pintu itu, pengunjung bisa menghemat perjalanan sekitar 300 meter dari Taman Monas menuju parkiran IRTI.

Misalnya, seorang pria yang membawa anaknya di kereta dorong siang itu memohon kepada IS supaya dibukakan pintu.

Ia mengatakan, mobilnya diparkir lebih dekat dengan pintu itu dibandingkan dengan harus memutar ke Lenggang Jakarta.

"Saya bawa anak nih, Mas. Kasihan sudah siang begini, panas. Mobil saya itu dekat situ," ujarnya kepada IS. "Enggak bisa lewat sini, Pak. Benar Pak, peraturannya begitu," kata IS.

Namun, pria itu tetap meminta IS untuk membukakan pintu. Setelah berdebat beberapa lama dengan IS, anak di kereta dorong itu mulai merengek.

IS pun tidak tega dan akhirnya membukakan pintu. Belum lagi, IS harus menghadapi pengunjung yang berasal dari parkiran IRTI menuju ke Taman Monas.

Kebanyakan mereka tidak tahu harus memutar dulu ke Lenggang Jakarta. "Lewat mana sih, Mas, masuk Monas?" pertanyaan itu kerap dilontarkan mereka.

IS dan rekannya akhirnya membuat tulisan di potongan kardus yang dipasang di pintu. Tulisan itu menunjukkan bahwa pengunjung harus melewati Lenggang Jakarta dulu sebelum masuk Monas. "Mungkin orang malas baca, lebih enak nanya," kata IS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com