Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Polisi Sulit Identifikasi Wajah Penculik Bocah di PGC?

Kompas.com - 24/07/2015, 17:03 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi masih kesulitan mengindentifikasi wajah penculik SE (6) di Pusat Grosir Cililitan, Jakarta Timur, Sabtu (18/7/2015). Padahal, wajah pelaku sudah terekam dalam kamera closed circuit television (CCTV) PGC.

Kriminolog Universitas Indonesia Arthur Josias Simon mengatakan polisi sebenarnya memiliki alat pendeteksi wajah. Namun, alat tersebut tak ada gunanya jika tidak memiliki data pembanding.

"Sekarang data pembandingnya mana? Enggak ada. Kalau ada e-KTP, mungkin bisa. Karena ada pembanding. Ini kan enggak jadi," kata Simon saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Jumat (24/7/2015).

Dari informasi yang didapat, polisi tak memiliki data pembanding. Hanya saja polisi memiliki data residivis, namun cukup sulit jika hanya memakai data tersebut.

Simon justru lebih memperhatikan bagaimana peran masyarakat dalam mengungkap identitas penculik. Sebab, masyarakat memiliki jangkauan lebih luas ketimbang polisi itu sendiri.
"Tanpa melibatkan masyarakat, kasus akan sulit diungkap," kata Simon.

Dosen di Universitas Indonesia ini menambahkan, peran masyarakat dapat dibantu dengan efektivitas satuan polisi lainnya yang menyentuh masyarakat, yakni Binmas.

Satuan tersebut harus diperbantukan untuk berhubungan langsunh dengan masyarakat guna membatasi ruang gerak pelaku.

"Jangan dibiarkan begitu saja seperti polisi kerja sendiri. Nanti hasilnya enggak bisa terlihat," kata Simon.

Seperti diberitakan, SE hilang diculik saat bermain di sebuah tempat bermain anak di PGC, Kramatjati, Jakarta Timur.

Rekaman closed circuit television (CCTV) mengungkap bahwa gadis yang "lepas" bermain dari orangtuanya itu telah dibawa oleh seorang pria tak dikenal.

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (18/7/2015) sekitar pukul 16.30, saat Ridwan tengah menjaga toko bersama istrinya, SE. Kini, anak perempuan tersebut sudah berada di rumah. Polisi tengah mencari pelaku penculikan korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com