"Error katanya kasirnya, jadi enggak bisa digesek bayarnya. Gimana dong ini kita udah antre-antre beli barang tapi tidak bisa dipakai. Ini yang mau bayar kan banyak orang, masa enggak dibenerin, kita udah jauh-jauh ke sini," kata Emi (40), warga Kebayoran yang sudah sejak pukul 09.00 datang ke pameran itu, Selasa (28/7/2015).
Gangguan transaksi ternyata juga terjadi pada hari pertama pameran tersebut, Senin (27/7/2015) lalu. Namun, menurut Endah, yang juga datang pada hari pertama itu, gangguan transaksi tidak terjadi di semua gerai.
Meski begitu, hal itu tetap membuat pengunjung tidak nyaman karena harus menunggu lama akibat antrean pembayaran di kasir yang tidak memiliki gangguan.
"Kemarin juga gini, banyak yang error enggak bisa bayar. Jadinya yang mau bayar malah rebutan di tempat yang enggak error. Ini mah lebih parah dibanding belanja di pasar. Bikin pusing," kata Endah.
Pengunjung yang rata-rata merupakan pemilik Kartu Jakarta Pintar (KJP) itu mendapat kartu uang elektronik dari Bank DKI dengan saldo Rp 500.000. Mereka bisa membelanjakan uang elektronik tersebut untuk barang-barang perlengkapan sekolah, mulai dari alat tulis, buku tulis, seragam sekolah, sepatu, hingga tas sekolah.
Pantauan Kompas.com, beberapa gerai produk perlengkapan sekolah yang tidak mengalami gangguan transaksi pada hari ini adalah di gerai buku tulis, seragam dan tas sekolah. Sedangkan di gerai sepatu dan beberapa alat tulis masih mengalami gangguan.
Imbasnya, banyak pengunjung yang memilih untuk membeli tas, seragam dan buku tulis. Antrean dan dorong-dorongan juga kerap terjadi karena beberapa pengunjung berebut dilayani petugas gerai.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.