Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Yakin Tersangka Rencanakan Pembunuhan terhadap Hayriantira

Kompas.com - 09/08/2015, 15:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Polisi yakin pembunuhan terhadap Hayriantira (37), sekretaris presiden direktur sebuah perusahaan telekomunikasi, sudah direncanakan sebelumnya oleh tersangka AW (38). Tim penyidik bahkan sudah menerapkan pasal pembunuhan berencana dalam penyidikan saat ini.

"Kepada tersangka kami akan menerapkan Pasal 340 KUHP (pembunuhan berencana) dan atau 338 (pembunuhan) dan/ atau 365 (pencurian dengan kekerasan). Tersangka melakukan pembunuhan dengan modus pencurian dengan kekerasan, bertujuan menguasai harta benda korban," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti, di Jakarta, Sabtu (8/8).

Menurut Krishna, tak jadi masalah bagi polisi jika tersangka mengaku melakukan pembunuhan tanpa direncanakan. Yang pasti, lanjutnya, semua alasan dan bukti yang meyakinkan polisi bahwa ada perencanaan dalam pembunuhan tersebut akan dipakai di pengadilan nanti.

Sejauh ini, polisi terus mengumpulkan alat bukti yang mendukung dugaan pembunuhan berencana tersebut. Menurut Krishna, hingga saat ini penyusunan berita acara pemeriksaan (BAP) tersangka AW dalam kasus pembunuhan Hayriantira atau Rian ini belum dilakukan.

"Tersangka AW baru di-BAP dalam kasus pemalsuan dokumen, terkait pengambilan BPKB mobil korban. Berkas kasus ini nantinya akan menjadi satu kesatuan dalam berkas pembunuhan. Kasus pembunuhan belum di-BAP dalam berkas untuk kepentingan hukum karena baru terungkap empat hari lalu. Jadi, yang kami kejar dahulu adalah menemukan alat bukti, karena pengakuan tersangka saja tidak cukup," kata Krishna.

Polisi juga belum menyusun BAP dari pihak keluarga Rian yang menjadi saksi. Sejauh ini, penyidik baru melakukan penyelidikan, interogasi, mengumpulkan keterangan, pra-rekonstruksi, mengambil barang bukti, dan mengidentifikasi jasad korban secara ilmiah di Garut, Jawa Barat.

Mengenai kemungkinan ada orang lain yang terlibat dalam pembunuhan itu, Krishna mengingatkan, penyelidikan kasus ini baru dimulai empat hari lalu. Saat ini, polisi bahkan belum bisa memastikan barang-barang apa saja milik korban yang hilang.

"Yang baru ketahuan adalah mobil korban yang dikuasai tersangka. Ada informasi, buku tabungan dan sertifikat rumah korban hilang. Pastinya, kami belum tahu karena (keterangan) keluarga korban belum di-BAP. Mereka masih berkabung. Yang pasti, segala informasi dari siapa saja akan kami telusuri agar kasus ini terang benderang," katanya.

Penyidik juga masih menelusuri pengakuan tersangka yang menyatakan membuang semua barang milik korban, seperti telepon seluler dan kartu ATM, saat di Garut. Polisi juga akan memeriksa rekening korban setelah korban meninggal.

"Apakah setelah itu ada yang menggunakan atau menarik uang korban? Begitu juga riwayat komunikasi dari nomor telepon seluler korban, apa masih bisa dilacak. Biasanya setelah enam bulan, percakapan telepon dan lainnya terhapus," kata Krishna.

Sosok tertutup

Tersangka AW dikenal oleh tetangganya di Kompleks Perumahan Depkes 2 Jatibening, Kota Bekasi, sebagai sosok tertutup.

Menurut para tetangga, AW dan istrinya, beserta dua anak laki-lakinya, tinggal di Jalan Delima, Kompleks Depkes 2, sejak tahun 2002. AW diketahui bekerja sebagai petugas penjualan (sales) alat-alat kesehatan, sedangkan istrinya adalah notaris. "Sejak tinggal di sini, dia jarang bersosialisasi," kata Yeni (40), salah satu tetangga AW, Sabtu.

Ny Tambunan (64), yang tinggal di seberang rumah AW, juga mengaku tak terlalu mengenal sosok AW dan istrinya. Selama ini, dia hanya bertegur sapa sekadarnya saja.

Menurut Yeni, sudah tiga minggu terakhir rumah AW dikosongkan oleh keluarganya karena telah dijual. Istri AW dan dua anaknya pindah ke rumah orangtuanya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Rumah itu dijual tak lama setelah AW ditangkap polisi, awal Juli lalu.

Penangkapan AW tersebut mengejutkan para tetangga. Yeni menuturkan, tiga bulan sebelum ditangkap polisi atau sekitar awal April, rumah AW didatangi Rukmila, ibu korban. Rukmila waktu itu sengaja mencari alamat AW dengan tujuan mencari tahu keberadaan anaknya yang hilang sejak akhir Oktober 2014.

Di hadapan AW, Rukmila menjerit histeris menanyakan keberadaan Rian karena AW ketahuan membawa mobil anaknya. "Tolong katakan anak saya di mana. Jangan disembunyikan," kata Rukmila kepada AW saat itu seperti ditirukan Yeni.

Percekcokan dengan Rukmila itulah yang memicu pengungkapan kasus pemalsuan dokumen yang dilakukan AW. Setelah ditahan dan diperiksa polisi, AW mengaku telah membunuh Rian. (RTS/ILO)

_________________________

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Agustus 2015, di halaman 3 dengan judul "Polisi Yakin Tersangka Rencanakan Pembunuhan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Megapolitan
Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com