Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipertanyakan, Keterlibatan Ahok dalam Proses Negosiasi Lahan Sumber Waras

Kompas.com - 11/08/2015, 19:11 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Panitia Khusus Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (Pansus LHP BPK atau Pansus BPK) mempertanyakan keterlibatan langsung Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dalam proses negosiasi bersama pihak Yayasan Kesehatan Sumber Waras.

Hal ini dipaparkan oleh anggota Pansus BPK, Dite Abimanyu, sambil memaparkan kronologinya. "Tanggal 14 Oktober 2014 terjadi akad perjanjian jual beli. Jadi, sudah terikat sebetulnya yang dalam hal ini tidak boleh lagi mengalihkan pembelian," ujar Dite saat rapat Pansus BPK bersama Pemprov DKI, Selasa (11/8/2015).

Selanjutnya, pada 6 Juni 2014, pihak RS Sumber Waras bertemu langsung dengan Plt Gubernur DKI Jakarta saat itu, yaitu Ahok (sapaan Basuki). Pertemuan itulah yang dipertanyakan anggota Pansus BPK karena biasanya proses pembelian lahan seperti ini cukup melalui dinas terkait saja.

Pada tanggal 11 Juni, Pemprov DKI memberikan surat yang menyatakan kesediaan untuk membeli lahan tersebut. "Kemudian pada 16 Juni, dari Dinkes dikirimi surat yang intinya tanah itu tidak dijual karena ternyata masih terikat perjanjian jual beli dengan PT CKU," ujar Dite.

Akan tetapi, kata Dite, dalam perkembangannya, lahan tersebut jadi dijual kepada Pemprov DKI. Hal tersebut mengacu pada surat dari pihak Sumber Waras kepada Ahok pada tanggal 27 Juni.

"Surat itu berisi tindak lanjut pertemuan Direktur Umum dengan Plt Gubernur pada tanggal 6 Juni serta pernyataan bersedia menjual tanah seluas 36.410 meter persegi dengan harga sekitar Rp 20 juta per meter persegi sesuai NJOP (nilai jual obyek pajak) Jalan Kyai Tapa tahun 2014," ujar Dite.

Dite pun melanjutkan bahwa pada 8 Juli, proses ini sudah didisposisikan kepada Bappeda DKI untuk menyiapkan anggaran yang diminta Sumber Waras tanpa negosiasi.

Setelah serangkaian proses lain, seperti pemberhentian perjanjian dengan PT CKU, uang untuk pembelian lahan tersebut pun ditransfer.

Menyikapi hal itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat selaku perwakilan Pemprov DKI menjawab proses negosiasi yang hilang ketika pihak Sumber Waras memberikan harga yang harus dibayar. Djarot mengatakan, proses negosiasi itu sebenarnya ada. [Baca: RS Sumber Waras Bantah Ada Kongkalikong dengan Ahok soal Pembelian Lahan]

"Proses negosiasi kami nego, kok. Bukan harga, melainkan bentuknya Dinkes DKI enggak akan bayar pajak dan enggak mau urus sertifikat. Jadi, kami sudah bersih Rp 20 juta itu. Itu ditanggung penjual, jadi cuma bayar luas tanah sama NJOP," ujar Djarot.

Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Heru Budi Hartono menjawab mengenai keterlibatan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atas proses negosiasi awal pembelian lahan ini. [Baca: Ahok Tentang Ciputra Bangun Mal di Lahan RS Sumber Waras]

Menurut Heru, Basuki menyatakan tak setuju dengan rencana PT Ciputra Karya Utama itu. Atas dasar tersebut, Ahok, sapaan Basuki, kemudian menawarkan RS Sumber Waras agar melepaskan tanahnya kepada Pemprov DKI. [Baca: Ini Asal-usul Pemprov DKI Membeli Lahan RS Sumber Waras]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Megapolitan
Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Megapolitan
Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Megapolitan
Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Megapolitan
Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Megapolitan
Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Megapolitan
Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal yang Serang Calon Siswa Bintara Polri di Jakbar

Polisi Tangkap Begal yang Serang Calon Siswa Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
417 Bus Transjakarta Akan 'Dihapuskan', DPRD DKI Ingatkan Pemprov Harus Sesuai Aturan

417 Bus Transjakarta Akan "Dihapuskan", DPRD DKI Ingatkan Pemprov Harus Sesuai Aturan

Megapolitan
Ketahuan Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu, 12 Warga Didenda

Ketahuan Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu, 12 Warga Didenda

Megapolitan
Bertemu Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris: Ada yang Tidak Beres di Penyidikan Awal

Bertemu Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris: Ada yang Tidak Beres di Penyidikan Awal

Megapolitan
Fakta-fakta Donasi Palsu Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pelaku Mengaku Paman Korban dan Raup Rp 11 Juta

Fakta-fakta Donasi Palsu Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pelaku Mengaku Paman Korban dan Raup Rp 11 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com