Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Asal-usul Pemprov DKI Membeli Lahan RS Sumber Waras

Kompas.com - 14/07/2015, 19:06 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Umum Rumah Sakit Sumber Waras Abraham Tedjanegara mengaku tidak pernah menawarkan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk membeli lahan di sana.

Abraham menambahkan, Basuki tidak meminta-minta RS Sumber Waras agar mau melepas sebagian lahannya agar bisa dibangun rumah sakit kanker.

Menurut Abraham, proses pembelian tersebut dimulai pada tahun 2014 ketika pihak RS Sumber Waras melihat pemberitaan di media massa bahwa Pemprov DKI Jakarta sudah membeli lahan RS tersebut.

Abraham mengatakan, pemberitaan itu tidak benar karena RS pimpinannya berada di bawah yayasan dan sama sekali tidak pernah berhubungan dengan pemerintah daerah.

Merasa keberatan karena pemberitaan itu, Abraham pun berinisiatif menemui Basuki di Balai Kota. Ketika dikonfirmasi, Basuki juga mengaku tidak tahu-menahu soal pemberitaan tersebut dan memastikan bahwa yang diberitakan tidak benar.

"Dari sana baru ngobrol-ngobrol sama Ahok (sapaan Basuki). Kita juga baru tahu saat itu kalau peruntukan lahan di RS Sumber Waras hanya untuk rumah sakit, enggak bisa dipakai buat yang lain," kata Abraham kepada Kompas.com, Selasa (14/7/2015).

Sebelum mengadu ke Basuki soal pemberitaan miring, RS Sumber Waras sudah ada rencana terlebih dahulu untuk menjual sebagian lahannya kepada salah satu pengembang properti.

Hanya untuk rumah sakit

Realisasi dari rencana itu sudah sampai pada transaksi sejumlah uang sebagai tanda jadi dari pihak pengembang. Namun, karena baru tahu lahan di sana tidak bisa dibangun apartemen, penjualan dibatalkan.

"Waktu itu, kita baru tahu dari Ahok kalau enggak bisa dibangun apartemen di sana. Peruntukannya bukan buat apartemen, jadi kita batalkan. Waktu itu, NJOP (nilai jual obyek pajak) yang disepakati dengan pengembang Rp 15.500.000 tahun 2013," tutur Abraham.

Setelah berbincang dengan Ahok, Abraham pun ditawari apakah mau lahannya dibeli oleh Pemprov DKI. Abraham pun menyetujui tawaran tersebut.

Transaksi dilakukan pada bulan terakhir tahun 2014. Saat itu, NJOP lahan di sana Rp 20.755.000 per meter persegi. Nilai itu sesuai dengan yang tertera di dokumen pajak bumi dan bangunan (PBB).

"Ahok belinya sudah sesuai NJOP. Lahan yang dibeli 3,64 hektar. Jadi, di sebelah RS Sumber Waras, nanti dibangun rumah sakit Pemprov DKI yang khusus kanker," ujar Abraham.

Pembatalan transaksi dengan pengembang sudah diatur dan ditetapkan oleh surat keputusan notaris. NJOP yang dipakai adalah NJOP tahun 2014 karena Pemprov DKI melakukan transaksi pada tahun itu, berbeda dengan pengembang yang membeli lahan RS Sumber Waras tahun 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com