Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Akhiri Polemik Kereta Ringan

Kompas.com - 19/08/2015, 21:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah pusat berupaya menyelesaikan polemik proyek kereta cepat ringan (light rail transit/LRT) di Jakarta dan sekitarnya. Presiden Joko Widodo meminta semua persoalan yang mengganjal proyek itu diselesaikan akhir Agustus ini.

Presiden berharap tidak ada lagi pertemuan yang membahas rencana pengerjaan proyek. Pertemuan yang digelar di Kantor Presiden, Selasa (18/8), disebutnya sebagai rapat finalisasi semua persoalan yang ada. "Mudah-mudahan setelah ini persoalannya sudah selesai," kata Jokowi.

Rapat tersebut dihadiri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, serta Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama.

Rapat yang berlangsung sekitar satu setengah jam itu membahas beberapa hal pelik, di antaranya soal pengelolaan, pendanaan, dan rencana bisnis. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengakui masih ada persoalan yang mengganjal soal LRT. Namun, semua pihak, termasuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkomitmen segera menyelesaikannya.

Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama pada kesempatan itu mempertanyakan persoalan pendanaan proyek. Proyek LRT di Jakarta dan sekitarnya membutuhkan modal sebesar Rp 7 triliun. Hal itu berarti perlu kecukupan modal agar kelangsungan proyek tidak terganjal persoalan dana.

Sementara pihak-pihak terkait yang ingin berpartisipasi dalam pembangunan proyek mesti menjelaskan pendanaan tersebut. Basuki menawarkan keterlibatan badan usaha milik daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo terlibat dalam pembangunan proyek. Pemprov DKI siap mengucurkan penyertaan modal pada perusahaan daerah itu.

Modal Adhi Karya

Basuki juga tidak menutup peluang masuknya BUMN, seperti PT Adhi Karya, ikut terlibat. Namun, dia mengharuskan Adhi Karya memaparkan rencana bisnisnya sehingga dapat menjawab kelangsungan proyek.

Basuki mengingatkan, Adhi Karya hanya punya modal Rp 1,5 triliun, dari Rp 7 triliun yang dibutuhkan.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung yakin, persoalan dapat diselesaikan seiring dengan rencana Presiden menerbitkan peraturan presiden soal itu. (NDY)

______________________________

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Agustus 2015, di halaman 26 dengan judul "Presiden: Akhiri Polemik Kereta Ringan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com