Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Pedagang Glodok Menutup Toko dan Kurangi Karyawan

Kompas.com - 26/08/2015, 16:02 WIB

Kelesuan ekonomi tidak hanya terasa di Glodok. Warga Ibu Kota setelah Lebaran hingga kini harus menanggung biaya pembelian bahan pangan yang mahal.

Heriyatna, penjual sayur keliling di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, kemarin, mengatakan, harga jual hampir semua jenis sayur dan lauk mentah bertahan tinggi sejak setelah Lebaran. "Kalau kemarau seperti sekarang, panen sayur berkurang," ucapnya.

Dia mencontohkan, harga cabai rawit merah naik dari Rp 30.000 menjadi Rp 80.000 per kg. Harga buncis dari Rp 13.000 menjadi Rp 20.000 per kg. Harga tempe dari Rp 2.000 menjadi Rp 3.000 per potong. Ayam masih bertahan Rp 35.000 per ekor dan daging sapi Rp 120.000 per kg.

Harga tahu tempe naik meski harga kedelai impor (sebagai bahan dasar pembuatan tahu tempe) belum terpengaruh nilai tukar mata uang yang tembus Rp 14.000 per dollar AS. Harga kedelai belum melampaui kondisi normal Rp 7.250 per kg. Industri tahu tempe belum terpukul biarpun pengusaha cemas.

Ketua Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia Bogor Mochtar Sarie, Selasa, mengingatkan, pelemahan nilai tukar rupiah bisa mengguncang industri tahu tempe. Mochtar melihat dari kondisi 2013 saat terjadi paceklik kedelai impor berbarengan dengan nilai tukar saat itu, Rp 13.000 per dollar AS. (DEA/ART/BRO)

-------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Rabu, 26 Agustus 2015, dengan judul "Usaha Warga Mulai Terimbas".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com