Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencuri Motor Bermodus Hipnotis Dipukuli Warga

Kompas.com - 31/08/2015, 20:56 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Niat mencari kerja, RDZ (35) malah nyaris jadi korban perampokan. Motornya hampir saja raib dibawa kabur oleh SJT, seorang pelaku pencurian yang menggunakan keahlian hipnotis.

Kejadian yang menimpa RDZ terjadi pada Senin (31/8/2015) sekitar pukul 12.00. Kepada petugas Polsek Kramatjati, RDZ yang sedang mencari kerja menuturkan mulanya bertemu dengan pelaku di Jalan Dewi Sartika, Cililitan.

Saat bertemu, pelaku kemudian menepuk pundak RDZ. "Pada saat korban sedang mencari pekerjaan di Jalan Dewi Sartika tepatnya depan STBA Cililitan ditepuk pundaknya kemudian korban diajak membeli minuman," kata Kepala Polsek Kramatjati, Komisaris Handini, Senin (31/8/2015).

Korban menuruti pelaku. Setelah diajak membeli minum, pelaku menjanjikan RDZ pekerjaan di sebuah pabrik susu di kawasan Pasar Rebo.

SJT kemudian menawari membawa motornya untuk mengantar ke pabrik susu tersebut. RDZ yang percaya kemudian menyetujui agar pelaku membawa motornya.

"Korban dibonceng ke arah Condet, setelah sampai traffic light Rindam, korban diminta turun karena sering ada razia polisi. Pada saat korban turun pelaki melarikan diri dengan membawa motor korban," ujar Handini.

Pada saat itulah RDZ sadar motornya dicuri. Ia kemudian berteriak yang mengundang pengendara motor lainnya.

"Para pengendara motor lain ikut mengejar pelaku dan tertangkap di depan SPBU Batuampar," ujar Handini.

Warga yang geram sempat memukuli pelaku. Petugas yang tiba ke lokasi kejadian kemudian mengamankan pelaku beserta barang bukti sepeda motor korban ke Polsek Kramatjati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com