Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Benhil Dibangun Desember

Kompas.com - 01/09/2015, 02:25 WIB

Lokasi baru tak memadai

Jika pedagang Benhil hanya bisa mengeluh, ratusan pedagang lainnya masih bertahan di sepanjang jalan di depan pertokoan yang ada di bawah kolong jalan layang sepanjang Jalan Petak Baru hingga ke arah Pasar Pagi Asemka, Jakarta Barat. Mereka adalah pedagang aksesori ponsel, boneka, dompet, tas, rak sepatu, dan pernak-pernik lain.

Mereka adalah sasaran penertiban, tetapi enggan menggunakan tempat relokasi lain yang disediakan pemerintah. Iin (29) pedagang asal Serang, Banten, misalnya, masih bertahan berjualan di Jalan Petak Baru meski sudah mendapatkan jatah kios di Pasar Perniagaan.

"Di sana mau jualan gimana? Pengunjung saja sepi. Pedagang grosir ditaruh di lantai bawah, sedangkan PKL di lantai 1. Mana pembeli mau naik ke atas," ujar Iin mempertanyakan kebijakan zonasi pasar.

Iin sudah empat tahun berjualan aksesori ponsel di Jalan Petak Baru. Sehari ia bisa mendapatkan omzet Rp 700.000. Ia pesimistis pindah berjualan di Pasar Perniagaan dapat meningkatkan pendapatan atau bahkan menyamai penghasilannya kini.

Di Pasar Perniagaan, lokasi yang ditujukan untuk relokasi pedagang seperti Iin, yaitu di lantai 1, sangat sepi. Tidak ada sedikit pun aktivitas di lantai itu. Lampu penerangan bahkan dimatikan. Kios-kios di pasar itu gelap dengan rolling door tertutup rapat.

Sigit, petugas keamanan Pasar Pagi Perniagaan, mengatakan, ada sekitar 76 pedagang yang sudah mendapat kunci kios. Mereka mulai menata barang dagangan sejak 23 Agustus lalu. Namun, hingga Minggu, belum ada PKL yang mulai berjualan.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta Irwandi mengatakan, kendala penataan PKL Asemka adalah zonasi pedagang. Menurut dia, PKL diletakkan di lantai 1, sementara lantai di bawahnya, yaitu lantai Under Ground (UG), masih sepi.

Hanya ada beberapa pedagang yang masih aktif membuka toko. Selebihnya memilih menggunakan ruangan untuk gudang. Menurut rencana, unit yang masih kosong akan ditawarkan kepada pelanggan reguler. Saat ini, pengelolaan Pasar Perniagaan berada di tangan pengembang PT Mitra Graha Sejahtera.

"Bagaimana pembeli mau masuk, mereka lihat lantai UG saja sepi banget, sedikit yang dagang. Jelas mereka kira lantai 1 enggak ada pedagangnya," kata Irwandi.

PKL juga enggan masuk karena instalasi lampu belum siap pakai. Saat ini, Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan sedang berkomunikasi dengan PD Pasar Jaya dan pengembang supaya PKL bisa ditempatkan di lantai UG agar mereka segera mau pindah ke Pasar Perniagaan. (FRO/DEA/B01)

_______________________

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Agustus 2015, di halaman 26 dengan judul "Benhil Dibangun Desember".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com