Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikeluhkan Pelanggan karena Tak Selesaikan Order, Ini Alasan Pengemudi Go-Jek

Kompas.com - 01/09/2015, 14:43 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ojek berbasis aplikasi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari sebagian warga Jakarta dan sekitarnya. Namun, pernah juga pelayanan ojek online itu mengecewakan pelanggannya.

Hal ini terbukti dari munculnya sejumlah komplain melalui media sosial terhadap layanan tersebut. Rani, misalnya, warga yang kerap memanfaatkan fasilitas ojek berbasis aplikasi ini mengungkapkan kekesalannya kepada salah satu pengemudi Go-Jek lewat Twitter.

Baru-baru ini, dia dikecewakan dengan layanan Go-Jek. Ia memesan layanan Go-Jek melalui aplikasi di ponsel pintarnya. Ordernya itu sudah dipenuhi oleh seorang pengemudi. Namun, bukannya datang, pengemudi itu malah menyatakan ordernya itu selesai melalui aplikasi.

"Padahal, driver (pengemudi)-nya enggak datang, tetapi dari laporan di aplikasinya ordernya selesai," kata Rani saat dihubungi di Jakarta, Selasa (1/9/2015).

Kejadian seperti itu diakui para pengemudi Go-Jek. Pengemudi-pengemudi yang ditemui Kompas.com pun pernah mengalaminya. (Baca: Mengeluhkan Kenakalan Pengemudi Ojek Berbasis Online)

Idvi (44), pengemudi Go-Jek yang biasa mangkal di Semanggi, mengaku pernah mendapatkan order dari pelanggan. Namun, ketika mencoba menghubungi pelanggan, ia tidak mendapatkan jawaban.

"Jadi, customer sangat sulit dihubungi, padahal kalau kita sudah terima order, kalau belum selesai, enggak bisa terima order lainnya," kata Idvi.

Idvi pun mengaku jika pelanggannya sulit dihubungi, ia beralih menelepon call center untuk menghubungi pelanggan. Namun, call center Go-Jek juga sering kali sulit dihubungi.

"Kan banyak juga yang telepon ke call center, makanya suka enggak mengangkat telepon kita," ucapnya.

Karena itu, pria yang sudah enam bulan menjadi pengendara Go-Jek ini pun memutuskan untuk menyelesaikan order tanpa memenuhinya.

Memang, hal itu akan merugikan perusahaan karena pengemudi tetap mendapat kredit dari penyelesaian order. "Namun, kalau enggak begitu, driver yang rugi karena menunggu pelanggan enggak respons," ujarnya.

Sutejo (56), pengemudi Go-Jek lainnya, mengaku juga pernah memutuskan melaporkan telah menyelesaikan order tanpa benar-benar memenuhinya.

Ini karena pelanggannya tidak dapat dihubungi. "Sudah berkali-kali ditelepon tidak diangkat, bahkan di-reject. Saya biasanya tunggu setengah jam. Kalau benar-benar tidak ada respons, ya saya lapor order selesai," kata Sutejo saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Ia menuturkan, beberapa waktu lalu, bila order tidak dapat diselesaikan, pengemudi bisa membatalkan order yang sudah diambil. Namun, hal itu sekarang sudah tidak bisa.

"Makanya, mungkin bisa jadi evaluasi buat pihak Go-Jek nantinya kalau ada permasalahan seperti ini," kata dia. Sementara itu, pihak manajemen Go-Jek belum dapat dimintai tanggapan atas hal ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com