Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Ahok Bicara soal Saingannya dalam Pilkada 2017

Kompas.com - 06/09/2015, 11:44 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama-nama orang yang bakal diusung menjadi gubernur DKI Jakarta pada pemilihan kepala daerah (pilkada) untuk tahun 2017 mulai bermunculan di tengah publik. Nama-nama tersebut mulai dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini; Wali Kota Bandung Ridwan Kamil; Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana; tokoh Betawi, Biem Benyamin; hingga pengusaha yang juga anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno.

Basuki Tjahaja Purnama sendiri memastikan akan kembali maju mencalonkan diri sebagai gubernur DKI. "Saya harus maju pada pilgub tahun 2017 untuk membuktikan saya bisa atau tidak dipilih rakyat," kata Basuki beberapa waktu lalu.

Basuki tak menganggap remeh nama-nama calon gubernur yang mengemuka ke publik. Bahkan, jika tokoh-tokoh itu lebih jujur dan lebih baik, Basuki meminta warga untuk tidak memilih dirinya.

Sandiaga Uno misalnya, menurut Basuki, layak memimpin Ibu Kota. Sandiaga, kata dia, juga sempat dicalonkan mendampingi Joko Widodo dalam Pilkada DKI 2012. Namun, akhirnya Basuki yang dipilih mendampingi Jokowi.

"Bagi saya tuh lebih baik kalau banyak orang yang dianggap bagus dan hebat untuk ikut (Pilkada DKI) supaya orang Jakarta punya pilihan. Jadi, istilah bahasa kampungnya, best of the best, bukan good from the worst," kata Basuki. 

Keberhasilan Jokowi-Basuki menjadi pemimpin di Jakarta, kata dia, membuka peluang bagi semua kepala daerah untuk menjadi gubernur dan wakil gubernur Jakarta. Warga Jakarta, kata dia, sudah semakin pintar untuk memilih pemimpin yang berkualitas. Mereka memilih berdasarkan rekam jejak, pengalaman, kejujuran, kerja keras, serta transparansi.

"Kalau semua aspek itu yang Anda jual, ada harapan, Anda laku di Jakarta. Itu yang kami harapkan. Jadi, orang Jakarta pilihannya banyak," kata Basuki. 

Sementara itu, calon gubernur-wagub yang hanya menjual soal suku, agama, ras, dan golongan tertentu akan semakin dijauhi masyarakat. Hal itu telah dibuktikan Basuki dalam Pilkada DKI 2012. Jokowi-Basuki yang berasal dari Solo dan Belitung Timur serta warga minoritas berhasil mengalahkan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang merupakan calon petahana sekaligus warga asli Betawi.

"Orang Jakarta itu enggak bodoh. Saya sudah buktikan waktu lawan Fauzi Bowo yang duit (modal kampanye) banyak, pengalaman birokrasi, jual Betawi; harus melawan Jokowi yang orang Jakarta enggak kenal, apalagi pasangan sama Ahok (Basuki) yang orang Jakarta juga tambah enggak kenal lagi," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com