Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Teroris Mall Alam Sutera Biasa Dipakai Organisasi Kriminal Internasional

Kompas.com - 30/10/2015, 11:17 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Teroris Mall Alam Sutera, Leopard Wisnu Komala (29), memeras dengan meminta bitcoin atau mata uang digital kepada manajemen mal.

Leopard ditetapkan sebagai pelaku bom Mall Alam Sutera yang terjadi beberapa kali sejak bulan Juli 2015 hingga 28 Oktober 2015 kemarin.

Ketua Lembaga Riset Keamanan Cyber CISSRC (Communication and Information System Security Research Centre) Pratama Persadha mengatakan, modus pemerasan dengan meminta bitcoin biasa terjadi di luar negeri.

Di Indonesia, modus tersebut termasuk baru dan jarang ditemukan.

"Modus minta bitcoin sebenarnya supaya pelaku tidak terdeteksi. Biasanya bitcoin juga digunakan organisasi kriminal di luar negeri. Mereka money laundry juga pakai bitcoin karena ada unsur anonim di sana," kata Pratama kepada pewarta, Jumat (30/10/2015).

Pratama menjelaskan, bitcoin bisa digunakan untuk bertransaksi di internet. Bahkan, kini, di beberapa negara, bitcoin bisa ditukar dengan uang tunai.

Nilai tukar bitcoin termasuk tinggi. Lebih luas lagi, bitcoin sudah diterima oleh sejumlah toko online sehingga termasuk alat pembayaran yang sah.

Hal-hal tersebut yang membuat bitcoin cukup diminati di luar negeri. Walaupun bisa anonim untuk menggunakan bitcoin, Leopard tetap dapat dilacak dari alamat IP saat mengirim e-mail ke manajemen Mall Alam Sutera.

Leopard mengirim e-mail dua kali untuk meminta bitcoin kepada manajemen mal, satu e-mail dibalas, satunya tidak.

Manajemen Mall Alam Sutera sempat memberikan 0,25 bitcoin atau sekitar Rp 700.000. Namun, yang diminta Leopard adalah 100 bitcoin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com