"Nanti laporkan kalau ada tukang ojek yang ugal-ugalan, bawa motornya ngebut, melanggar rambu lalu lintas, laporkan melalui rating tersebut. Nanti kami evaluasi tukang ojek berdasarkan penilaian pelanggan, dan langsung kami pecat tukang ojek yang tidak memuaskan warga," kata Nadiem.
Jadi polemik
Keberadaan Go-Jek tak luput dari permasalahan. Berkembang di Jakarta pun membuat Go-Jek jadi sorotan media.
Polemik muncul dari ojek pangkalan. Para pengojek tak berbasis aplikasi tersebut merasa penghasilannya berkurang karena Go-Jek mulai mengokupasi.
Konflik pun tak terelakkan. Spanduk penolakan Go-Jek mulai muncul di berbagai sudut Ibu Kota. Mereka tak mau pengemudi Go-Jek mengambil penumpang di kawasan yang sebelumnya sudah lama ditempati oleh ojek pangkalan.
Konflik tersebut bukan hanya wacana simbol-simbol semata. Mulai ada penolakan bersifat intimidatif dari pengojek pangkalan. Ada yang sebatas mengusir dengan cara memarah-marahi, atau lebih parahnya dengan memukuli pengemudi Go-Jek karena dianggap mengambil penumpang di wilayahnya.
Menanggapi polemik tersebut, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian menegaskan agar tidak ada konlik fisik ataupun intimidatif dari siapa pun terhadap Go-Jek.
Pihaknya tidak segan-segan melakukan penegakan hukum jika terbukti ada tindak pidana dalam penolakan terhadap Go-Jek dari siapa pun, termasuk ojek pangkalan.
Digandrungi
Bukan tanpa sebab, layanan Go-Jek tumbuh pesat. Produk anak Indonesia tersebut berani memberikan tarif promo Rp 10.000 bagi penggunanya.