Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Ketegangan Bantargebang

Kompas.com - 03/11/2015, 15:03 WIB
Selain itu, Gubernur juga meminta ada solusi yang saling menguntungkan kedua belah pihak dan memberikan sanksi kepada Kepala Dinas dan Kepala TPST Bantargebang yang menandatangani adendum I, II, III, dan IV perjanjian kerja sama.

Penandatanganan ini dinilai melampaui batas kewenangan mereka.

Dalam beberapa kesempatan di Balai Kota Jakarta, Gubernur Basuki menilai aneh karena kontrak kerja sama bernilai miliaran rupiah dan keuangan daerah diubah hanya oleh pejabat sekelas kepala dinas.

Dia menduga perubahan klausul itu menyangkut kewajiban-kewajiban yang tak bisa dipenuhi oleh pihak pengelola TPST Bantargebang.

Selain temuan BPK, Pemprov DKI menuding PT GTJ dan PT NOEI tak memenuhi syarat finansial untuk mendanai rencana investasi sebagaimana tertuang dalam kontrak.

Selain itu, pencatatan keuangan kedua perusahaan dinilai tak transparan dan akuntabel.

Kondisi ini menjadi dasar pelayangan surat peringatan pertama (SP 1) Dinas Kebersihan DKI Jakarta kepada GTJ dan NOEI pada September 2015.

Kini, ketegangan keduanya berupaya dijembatani Komisi D DPRD DKI. Namun, sejauh ini belum ada solusi.

Pemprov DKI mengancam akan melayangkan peringatan kedua dan ketiga, meminta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk mengaudit kedua perusahaan, bahkan memutus kontrak.

Kedua perusahaan itu menyatakan siap diaudit dan merasa telah memenuhi kewajibannya.

Perseteruan kali ini sebenarnya bukan yang pertama. Bahkan, penghentian truk atau penutupan akses menuju Bantargebang pernah terjadi akhir 2001, jauh sebelum Pemprov DKI dan PT GTJ meneken kontrak kerja sama akhir tahun 2008.

Wajar, perputaran uang di kompleks itu terbilang besar, dari sektor informal saja nilainya diduga miliaran rupiah per hari.

Nd (58), seorang pemilik lapak yang menampung sampah pilahan dari 20-30 pemulung, misalnya, mampu menghasilkan sedikitnya Rp 83 juta per bulan.

Itu dari hasil penjualan sampah beraneka jenis plastik yang harganya bervariasi Rp 400-Rp 1.600 per kilogram (kg).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tumpahan Oli Rampung Ditangani, Lalu Lintas di Jalan Juanda Depok Kembali Lancar

Tumpahan Oli Rampung Ditangani, Lalu Lintas di Jalan Juanda Depok Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com