Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/11/2015, 08:51 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan Jalan Komarudin di Cakung, Jakarta Timur, diyakini warga setempat sebagai seorang pahlawan asli Cakung yang gugur ditangan pasukan Belanda. Tetapi, hanya segelintir orang yang tahu.

Sepenggal kisah Komarudin melawan penjajah Belanda terekam dari cerita beberapa warga asli di sana. Kabarnya, wilayah itu dahulu menjadi tempat persembunyian pejuang lokal melawan penjajah Belanda, termasuk Komarudin.

Sosok Komarudin digambarkan sebagai pejuang yang melawan penjajah dengan gigih. Di tempat ini, Komarudin disebut menyerang pasukan Kompeni dengan senjata tradisional, seperti golok.

Lokasi ini pun menjadi momok bagi pasukan Belanda karena merupakan wilayah persembunyian pejuang lokal.

Asep Riyadi, warga asli Betawi sekaligus Ketua RW 05 Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, mengatakan, Komarudin adalah pejuang sebelum kemerdekaan.

"Dia pejuang 45. Di sini dulunya semacam daerah persembunyian," kata Asep kepada Kompas.com, saat sitemui di rumahnya di Jalan Pahlawan Komarudin 1, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Senin (9/11/2015).

Menurut Asep, daerah Komarudin ini bukan medan pertempuran besar melawan Belanda. Sebab, kawasan tersebut hanya sebagai tempat persembunyian aman bagi pejuang.

Kendati demikian, sejarah mencatat Belanda pernah menjadikan daerah lain di kawasan Cakung sebagai benteng dan gudang. Ini dapat dilihat dari sisa peninggalan Gudang Peluru milik Belanda di kawasan Rawa Terate, Cakung.

"Jadi memang ini istilahnya tempat yang aman dulunya buat sembunyi bagi pejuang," ujar Asep.

Nama Jalan Komarudin yang menghubungkan Jalan Penggilingan dan Jalan Raya Bekasi itu sendiri baru disematkan di daerah itu sekitar tahun 1980-an. Dulunya, nama jalan itu masih bernama Jalan Swadaya.

Wilayah ini, sebelumnya menurut Asep juga masih bergabung dengan wilayah Bekasi. "Sekitar tahun 1974 baru masuk ke daerah DKI," ujar Asep.

Asep tak tahu pasti apakah ada monumen peringatan di wilayah itu untuk mengenang Komarudin. Namun, lanjut dia, kabarnya Komarudin dimakamkan di daerah Buaran, Cakung.

Untuk mengenang, warga setempat pernah menyelenggarakan turnamen sepak bola tahunan yang diberi nama Komarudin Cup. "Tapi sekarang sudah enggak ada lagi turnamennya," ujar Asep.

Keterangan senada diungkapkan warga Betawi asli setempat, Ahmad Junaedi (66), sekaligus ketua RT 11 RW 05, di Kelurahan Pulogebang. Ahmad mengatakan, Komarudin memang pahlawan lokal di wilayah itu.

Namun, ada keterangan sedikit berbeda dari Ahmad soal asal usul Komarudin. "Dia bukan orang sini, tapi orang Padang," ujar Ahmad.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Megapolitan
Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Megapolitan
Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Megapolitan
Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com