Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Publik Menanti Janji Integrasi

Kompas.com - 11/11/2015, 15:17 WIB

Daya angkut transjakarta dipastikan melonjak karena akses dari dan ke permukiman dan kantong-kantong penumpang lebih mudah. Operasi angkutan di jalan pun lebih efektif sehingga berpotensi mengurangi kemacetan.

Pola tersebut, kata Yoga, terbukti di Guangzhou, Tiongkok. Meski hanya memiliki satu koridor sepanjang 32 kilometer, BRT (bus rapid transit) di Guangzhou dapat mengangkut 1 juta penumpang per hari.

Bandingkan dengan transjakarta, 12 koridor dengan total panjang jalur 210 kilometer, hanya mengangkut sekitar 350.000 penumpang per hari.

Padahal, sejumlah koridor transjakarta memiliki potensi penambahan jumlah penumpang yang signifikan, seperti Koridor I, VI, dan IX.

Intensitas bus bisa dipacu dari rata-rata 40 bus per jam per arah menjadi 150 bus per jam per arah sehingga daya angkutnya bisa meningkat tiga kali lipat.

Menurut Yoga, PT Transjakarta pun bisa melipatgandakan daya angkutnya hingga 1 juta orang per hari.

Target itu bisa diraih dengan sejumlah cara, seperti dengan menambah armada, mengintegrasikannya dengan bus kota lain sebagai pengumpan serta moda angkutan massal lain, memperpanjang dan memperlebar halte, membangun jalur untuk mendahului, serta menegakkan aturan hukum.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Transjakarta ANS Kosasih menyatakan, pihaknya bersiap mengelola operator-operator angkutan di bawah pengelolaannya.

PT Transportasi Jakarta juga mengajukan usulan anggaran Rp 1,8 triliun dalam rancangan APBD DKI Jakarta 2016, dua kali lipat dibandingkan tahun ini, untuk mengantisipasi penambahan subsidi pemerintah kepada pengguna angkutan umum.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andi Yansyah menargetkan integrasi di beberapa lokasi akhir tahun ini.

Angkutan kota di jalur-jalur transjakarta akan dikonversi menjadi bus sedang, berperan sebagai pengumpan, serta beroperasi dengan model bisnis rupiah per kilometer.

Tim gabungan bersama konsultan akan mengevaluasi untuk memetakan kebutuhan pengguna serta mengatur trayek untuk memilah berdasarkan angkutan utama, pengumpan, dan angkutan lingkungan. (MKN)

------------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Rabu, 11 November 2015, dengan judul "Publik Menanti Janji Integrasi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com