Fitrijansjah mengaku tujuan mereka mengadakan mogok kerja dan unjuk rasa pada pekan depan lebih disebabkan adanya keinginan agar manajemen melakukan perbaikan.
Fitrijansjah merupakan koordinator aksi unjuk rasa pengemudi Go-Jek yang berencana akan melakukan aksi pada 16, 18, dan 20 November.
Ia menyebut aksi itu diperkirakan akan diikuti oleh sekitar 200 pengemudi Go-Jek. Aksi ini dilatarbelakangi pemotongan honor sebesar Rp 40.000 yang dilakukan manajemen terhadap pengemudi.
Menurut Fitrijansjah, manajemen beralasan pemotongan dilakukan untuk biaya pembuatan jaket, seragam, dan atribut lainnya. Padahal, kata dia, pemotongan biaya tersebut tidak pernah dibahas saat perjanjian kerja.
Adanya rencana unjuk rasa disertai mogok kerja kali ini merupakan yang kedua kalinya. Beberapa waktu lalu, pengemudi Go-Jek juga sempat merencanakan aksi yang sama menyusul adanya pemotongan biaya per kilometer terhadap pengemudi Go-Jek.
Namun, aksi urung terlaksana karena manajemen Go-Jek mengancam akan memberhentikan pengemudi yang ikut dalam aksi tersebut.