Sambil memegang data nama-nama pejabat yang akan dilantik, Basuki mengabsen satu per satu nama mereka.
Basuki sebelumnya juga telah membatalkan pelantikan lurah dan camat karena tidak terjadwal.
"Fajar Sompi yang mana? Iya Anda, geser ke sini. Kemudian Nur Syam Daud, ada enggak? Eka Nurineka mana? Kalau berdiri di belakang, maju saja ke depan. Suwarto, Mat Nasir, Iqbal, oke," Basuki mengabsen para pejabat, di Balai Agung, Balai Kota.
Basuki sempat memanggil para calon lurah dan camat yang sudah keluar dari lokasi pelantikan.
Ia menanyakan apakah mereka mengetahui jabatan baru yang akan diemban serta pejabat pengganti dalam jabatan lama.
Setelah beberapa menit mengabsen pejabat, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Agus Suradika menghampiri Basuki.
"Makanya lain kali saya enggak mau, saya mau kontrol pejabat eselon II sampai eselon IV, enggak boleh satu nama pun lepas dari saya," kata Basuki kepada Agus.
Basuki kemudian bertanya kepada Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi, apakah para calon pegawai di kelurahan dan kecamatan tersebut sudah disepakati oleh Rustam.
"Iya, ini saya setujui, Pak, jadi wakil camat dan lurah," kata Rustam.
"Itu pilihan Bapak semua? Ya lain kali laporan sama saya ya, Pak," kata Basuki.
Rustam pun mengangguk.
Kemudian, Basuki melanjutkan pendataan para pejabat.
"Masih ada pejabat yang namanya belum saya panggil," kata Basuki.
Ternyata cukup banyak pejabat yang mengacungkan tangan.
Pria yang biasa disapa Ahok itu kemudian meminta pegawai kelurahan dan kecamatan meninggalkan lokasi pelantikan. Sebab, pelantikan lurah dan camat akan dilakukan pada Januari 2016.
Namun, ada pula pejabat dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang namanya belum disebut. Contohnya, Kepala Bagian Perekonomian Kepulauan Seribu.
"Kemarin ini enggak sampai diskusi begitu dalam. Fokusnya kan membedah banyak pegawai dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Inspektorat," kata Basuki.
Ia lalu menginstruksikan kepada Agus untuk mengambil data pejabat yang lebih lengkap.
"Makanya lain kali jangan sekali-sekali pasang orang tanpa kasih tahu saya. Kalau enggak, saya enggak mau lantik. Main lantik, ganti siapa, kami enggak tahu, kecolongan," kata Basuki dengan nada geram.
Kekesalan Basuki bertambah ketika ada pejabat Dinas Sosial DKI yang akan dilantik, tetapi namanya tidak tercantum di kertas data.
"Kok bisa enggak masuk sih namanya? Makanya saya bilang, saya minta fotokopinya," kata Basuki.
Pada akhirnya, pengarahan Basuki kepada pejabat dilakukan sebelum pelantikan. Biasanya, Basuki melantik dahulu, baru memberi pengarahan kepada pejabat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.