Menurut Ratih, perempuan harus membawa "senjata" yang dia yakin bisa dikuasai. Senjata yang dimaksud Ratih bukan senjata tajam seperti pisau, melainkan sebuah jarum atau peniti.
"Saya memilih enggak cari ribut tetapi saya bawa penggaris atau peniti. Jangan cutter karena berbahaya. Peniti saja. Kalau dia mulai gesek-gesek, langsung arahkan saja peniti kita ke dia," ujar Ratih.
Selain membawa jarum atau peniti, Ratih juga menyarankan agar perempuan berpakaian rapi dan sopan jika berencana naik kendaraan umum.
Memang, bukan jaminan seseorang yang berpakaian tertutup akan terhindar dari pelecehan seksual. Namun, Ratih mengatakan hal itu bisa meminimalkan potensi terjadi pelecehan seksual terhadap kita.
Hal terakhir yang bisa dilakukan perempuan adalah menggunakam insting dan akal sehat.
Ratih mengatakan perempuan harus bisa melihat situasi ketika menaiki transportasi umum. Perempuan harus bisa memilah lokasi di kendaraan yang aman untuk dia.
"Jangan bertindak konyol, nanti ada gerbong sepi, kita malah sengaja duduk sendiri di situ. Bisa jadi korban perkosaan kan siapa yang tahu. Cari yang aman saja. Perempuan sama Tuhan itu dikasih akal sehat dan akal budi, itu dipakai," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.