Ia menyebut penanggulangan banjir tidak bisa diselesaikan semudah bidang-bidang lain.
"Yang membedakan (Tata) Air dengan bagian lain, di Air itu harus bicara sistem. Tidak bisa disamakan dengan menyelesaikan pembangunan rumah atau sekolah. Kalau itu kan bangunnya di situ saja, ditutup pakai seng, kerjakan selama 30 hari, tidak ada masalah," ujar dia usai pelantikan pejabat penggantinya di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (3/12/2015).
Tri menyebut dalam penanggulangan banjir banyak hal-hal teknis yang harus dipahami oleh pejabat yang terlibat di dalamnya.
Tri kemudian menyontohkan saat Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang ia sebut salah menyebut aliran-aliran yang masuk dalam Rencana Induk Pengendalian Banjir.
Rencana Induk Pengendalian Banjir adalah program yang menggunakan konsultan Nedeco, Belanda.
"Jadi, kan pak gubernur bilang di (Jakarta) barat ada Nedeco. Sebenarnya enggak? barat itu enggak ada Nedeco. Jadi Waduk yanhg tadi dibilang Pak Gubernur itu tidak masuk dalam Nedeco," ujar Tri.
Tri baru saja mengundurkan diri dari jabatannnya. Ia memutuskan untuk pensiun dini.
Tri menjabat sebagai Kepala Dinas Tata Air sejak Juli 2015. Selama menjabat, Tri menilai dirinya sudah berusaha keras dalam upaya penanggulangan banjir.
Namun, dia menyebut punya cara pandang yang berbeda dari Ahok. Perbedaan cara pandang inilah yang membuatnya memutuskan untuk mengundurkan diri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.