Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan "Handy Talky" Pemkot Jaksel Terbawa ke Pejabat Lama

Kompas.com - 03/12/2015, 21:22 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan Handy Talky (HT) radio trunking yang berada di jajaran Pemerintah Kota Jakarta Selatan tidak diketahui keberadaannya.

Sedianya, alat komunikasi yang dibeli seharga Rp 17 juta per unit akan digunakan untuk koordinasi penanganan musibah banjir.

Hal ini tertulis dalam Surat Edaran Wali Kota Jakarta Selatan, Tri Kurniadi nomor 65/SE/205.

Disebutkan, dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi komunikasi di lingkungan Pemkot Jakarta Selatan diperintahkan seluruh pemegang HT/RIG trunking untuk mengaktifkan.

Karena akan dilakukan roll call atau panggilan bergilir oleh posko komunikasi radio trunking Pemkot Jakarta Selatan.

Pasalnya, perangkat radio trunking merupakan fasilitas komunikasi untuk menunjang tugas-tugas kedinasan, sehingga tidak boleh dipindahtangankan dan harus dijaga penggunaanya.

Kepala Suku Dinas Kominfomas Jakarta Selatan, Agus Suprianto mengatakan sejak tahun 2011 lalu, Dinas Kominfomas DKI Jakarta menyerahkan HT trunking kepada seluruh lurah dan camat yang ada di ibu kota Jakarta.

Namun, setelah perombakan yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sejak Januari 2012 banyak HT trunking yang terbawa oleh mantan pejabat lurah dan camat.

"Kendala di lapangan, ada 75 kan yang harusnya digunakan lurah dan camat. Setelah kami cek di lapangan ada beberapa lurah yang sudah ganti, dan HT-nya terbawa. Sekitar ada 30-an HT. Kan pada 2012 kan besar-besaran kan tuh ada lelang lurah, ada yang jadi staf, ada yang ke Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan yang jadi staf. Mereka itu bingung mau diserahin HT ke siapa? Karena pengganti belum ketemu. Jadi bingung kali, dan akhirnya dibawa aja," kata Agus di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (3/12/2015).

Menurutnya, pihaknya telah melakukan jemput bola ke 65 kelurahan dan 10 kecamatan yang ada di Jakarta Selatan.

Sehingga, verifikasi data HT trungking bisa terdata dengan baik. Apakah ada yang sudah rusak atau memang tidak ada di kelurahan atau kecamatan.

"Jadi kalau ada masalah kerusakan HT, silakan bawa ke Sudin Kominfomas Jakarta Selatan dan akan disampaikan ke Dinas dan akan dirawat. Kalau ada yang tak bisa menggunakan kami ajari. Karenakan banyak pejabat baru, kan agak rumit yah ini dipakai HT-nya. Ini yang tak bisa pake kami siap kesana atau datang kemari, nanti kita latih, lalu sampai kemarin rakorwil kan ditanya yah sama pak Wali," ucapnya.

Saat ini, baru ada satu kelurahan yang sudah melaporkan kalau HT trunking yang rusak yaitu di Kelurahan Rawa Jati.

Setelah mendapatkan laporan, langsung dilakukan tindak lanjut ke lapangan.

"Baru Kelurahan Rawajati tuh yang lapor, sejak itu kami langsung berikan ke Kasie Postel untuk keliling meneropong seluruh lurah dan camat. Saat ini lagi berjalan juga untuk mendata. Kalau ada apa masalahnya, kalau ada yang rusak, kami bawa ke dinas. Karena yang ada anggaran perawatan disana (Dinas). Yang nggak bisa pake bisa diajarin," katanya.

Menurutnya, HT itu memiliki beberapa kelebihan. Seperti menelpon diantara pengguna HT trunking. Apalagi, tidak perlu menggunakan pulsa untuk melakukan komunikasi lewat HT-trunking tersebut.

"Sekarang kami sudah aktifin, kami aktifkan terus 8 camat, dan 2 ini kami telusuri ada blank spot apa gimana ? Yang ngga ada Camat Jagakarsa kayanya di bawa Camat yang dulu, ini susahnya. Kalau nggak salah Pesanggrahan juga," ucapnya.

Batere rusak

Dihubungi secara terpisah, Lurah Rawa Jati, Adi Kresno Prayogo mengatakan bahwa HT trunking mengalami kerusakan di bagian batre. Saat ini, HT trunking itu tidak bisa digunakan untuk berkomunikasi.

"Baterenya saja yang rusak. Jadi dikosongkan terlebih dahulu," kata Adi.

Menurutnya, semenjak menjadi Lurah pada Agustus dia sudah melaporkan kerusakan itu kepada Sudin Kominfomas Jakarta Selatan.

Karena HT itu sangat dibutuhkan untuk kordinasi dengan aparat terkait untuk menyelesaikan masalah.

"Harapan saya HT trunking aktif kembali. Tapi, memang HT trunking jalur khusus dan alat khusus. Jadi ngga semua lurah dan camat bisa menggunakannya," katanya.

Sehingga, dia meminta HT Trantib yang dahulu digunakan kembali. Karena lebih mudah dan simple ketika digunakan. HT Trantib itu sendiri saat ini sudah dihilangkan.

Butuh bimbingan kominfomas

Sedangkan Camat Jagakarsa, Fidiyah Rokhim menuturkan baru mendapatkan HT trunking beberapa pekan lalu. Namun, dirinya tidak bisa menggunakannya karena agak sedikit rumit.

"Sudah saya utak atik sendiri, tapi nggak bisa. HT baru diberikan Juli kemarin oleh Kominfomas," katanya.

Dia mengaku apakah sinyal yang tidak tersambung atau dirinya tidak bisa menggunakannya.

Karena, di wilayah Jagakarsa ada markas TNI yang juga menggunakan HT.

"Jadi, kami butuh bimbingan dan panduan Kominfomas untuk menggunakannya," katanya. (Bintang Pradewo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com