JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi langsung menyelidiki kasus tabrakan bus metromini dan kereta listrik di pelintasan Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat, Minggu (6/12/2015).
Pantauan Kompas.com, sekitar tujuh anggota tim KNKT mulai melakukan pemeriksaan di radius sekitar 200 meter mulai dari pintu pelintasan tempat tabrakan sampai di dekat peron Stasiun Angke.
Petugas KNKT mengecek, mencatat, dan memotret bangkai bus yang masih teronggok di pojok dekat peron stasiun. Petugas juga memotret dan mengukur panjang pintu perlintasan.
Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Transportasi Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT Leksmono Suryo Putranto mengatakan, saat ini pihaknya belum dapat memberikan keterangan karena proses penyelidikan masih berlangsung.
Selain mengukur, mengobservasi, dan mengamati semua bukti di lokasi kejadian, tim KNKT juga akan meminta keterangan dari saksi korban. Hasil investigasi ini akan berguna untuk konstruksi kronologi kecelakaan dan sebab awalnya.
"Seperti mengamati jarak tumbukan untuk memperkirakan berapa kecepatannya dan sebagainya. Tapi untuk kecepatan kereta, dari KAI menyatakan kereta berjalan di bawah 70 km/jam karena memang keretanya tidak berhenti di Stasiun Angke ini," ujar Leksmono.
Petugas KNKT juga memperhatikan pelintasan di lokasi kejadian. Meski ada fly over di atas lintasan, jalur kendaraan di bagian bawah juga masih aktif.
"Itulah permasalahan di kota besar. Sekarang kalau jalur bawahnya ditutup, terjadi kemacetan," ujarnya.
Leksmono menambahkan, hasil investigasi akan diserahkan ke semua pihak yang berkepentingan sebagai rekomendasi dari KNKT atas kasus ini. "Kami tidak mencari siapa yang salah dan benar," ujarnya.
Bus metromini B-80 jurusan Kota-Kalideres tertabrak oleh KRL commuter line sekitar pukul 08.45 WIB.
Sejumlah saksi mengatakan, sopir metromini tampak menerobos celah pintu pelintasan meski sirine tanda kereta akan lewat telah berbunyi.
Sebanyak 18 orang penumpang tewas dalam kejadian tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.