Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Pengemudi Go-jek yang Tewas: Anak Saya Orangnya Baik, Kok Ada yang Tega Ya?

Kompas.com - 10/12/2015, 18:11 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wajah Suciati (51) terlihat amat berduka dengan kematian tragis salah satu anaknya, Septian (23) alias Pian.

Putra keempatnya dari lima bersaudara yang jadi pengemudi Go-Jek itu tewas dalam perselisihan dengan tukang parkir tempat karaoke NAV di samping Sunter Mall, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Suci masih terlihat sedih. Wanita berkerudung hitam itu menyambut sejumlah tamu pelayat yang datang ke rumah. Ia mesti menitikkan air mata ketika berangkulan dengan para pelayat yang datang.

Suci tak menyangka putranya yang dikenal pendiam dan sopan itu kehilangan nyawa akibat pengeroyokan yang sadis.

"Anaknya baik, kalau saya yang bilang baik mungkin orang enggak percaya, tapi teman-teman Go-Jek-nya sendiri yang sampai bilang baik. Kenapa orang tega ya sama dia, dihabisin hari itu juga," kata Suci kepada Kompas.com, di rumah duka di kawasan Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis sore.

Suci mengatakan, Pian termasuk salah satu tulang punggung keluarga. Ia kerap membagi penghasilan kepada adiknya dan keluarga. Di daerah Sunter itu, Pian tinggal bersama salah satu kakaknya.

Orangtua Pian tinggal di Bekasi. Suci menceritakan, saat kejadian itu Pian bermaksud menolong kakaknya, Suhardi, yang terlibat perselisihan dengan tukang parkir di tempat karaoke NAV. (Baca: Kronologi Penusukan Pengemudi Go-Jek Menurut Sang Kakak)

Gara-gara uang parkir

Perselisihan Suhardi, lanjut Suci, hanya karena persoalan uang parkir yang biasanya Rp 2.000, tetapi diminta Rp 3.000. Akhirnya, kedua pihak kembali terlibat cekcok.

Menurut Suci, Suhardi sempat pulang ke rumah mengajak Pian dan salah satu temannya kembali menemui tukang parkir. Saat itulah cekcok kembali terjadi dan berujung pengeroyokan.

"Jadi mereka itu dipukulin sama tujuh orang, termasuk ada sekuriti situ juga katanya. Kakaknya mau dipukul pakai balok, Pian ini yang berusaha nolong kakaknya. Pian katanya sampai dipegangin terus dipukul," ujar Suci. (Baca: Pasca-insiden Penusukan Pengemudi Go-Jek, Sunter Mall Tutup)

Tidak ada yang menolong

Bahkan, pengeroyokan tak hanya dengan balok, tetapi dengan senjata tajam pisau. Pian, menurut dia, tertusuk dan terkapar di lokasi kejadian.

"Enggak ada yang nolong. Padahal lagi ramai, masih jam empat kurang," ujar Suci.

Pian yang terkapar bersimbah darah sempat ditolong kakaknya sendiri ke rumah sakit. Naas, nyawa korban tidak tertolong lagi.

Kini, korban sudah dimakamkan oleh keluarga di pemakaman Kawi-kawi, Keramat Sentiong, Jakarta Pusat. Kasus pengeroyokan tersebut tengah ditangani Polres Jakarta Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com