Ayam tiren adalah ayam yang mati tidak melalui proses pemotongan. Ayam ini termasuk dilarang untuk diperdagangkan. (Baca: Gudang "Ayam Tiren" Digeledah, Bau Busuk Menyeruak)
Penjualan ayam tiren tergolong perbuatan pidana karena dianggap merugikan kosumen. Lantas, bagaimana cara membedakan ayam tiren dengan ayam segar?
Salah seorang pemilik gudang ayam tiren, yakni Pardi (38) mengatakan bahwa ayam tiren yang dijualnya sulit untuk dibedakan dari ayam segar yang dijual di pasaran.
Menurut Pardi, ciri utama ayam tiren adalah dagingnya yang berwana merah. Meskipun demikian, Pardi menilai bahwa ayam tiren yang diedarkannya tidak berbau busuk.
Dalam memasarkan ayam tiren, Pardi mengaku tidak menggunakan formalin untuk mengawetkan dagingnya. (Baca: Ini Pengakuan Pemilik Ayam Tiren yang Digeledah Polisi di Cakung)
Sementara itu, Kepala Seksi Peternakan dan Kesehatan Hewan Jakarta Timur Sudin KPKP Faizah mengatakan bahwa daging ayam tiren berwarna merah karena ayam telah mati tanpa melalui proses pemotongan.
Akibatnya, darah ayam tidak ke luar dan menyebabkan dagingnya berwaran merah. "Tentunya kalau ayam dipotong, darahnya tuntas ke luar, warnanya juga pucat putih ya dan lebih segar. Sedangkan ayam tiren biasanya merah karena masih ada darahnya di pembuluh darah," ujar Faizah saat meninjau gudang.
Selain itu, menurut Faizah, ayam tiren bebau seperti bangkai. Daging ayam ini dianggap tidak layak untuk dikonsumsi.
"Tentu secara kesehatan tidak layak konsumsi ya. Itu ayamnya dipotong sehat atau tidak kan kita tidak tahu, karena tempat seperti ini tidak punya izin dan secara agama juga tidak halal," ujar Faizah.
Karena tidak mengantongi izin, pengolahan ayam tiren biasanya dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. (Baca: Warga Tak Curiga Gudang Milik Pardi Simpan Ayam Tiren)
Dengan demikian, Faizah mengaku kesulitan bagi pihaknya untuk melakukan penagwasan. Oleh karena itu, Faizah meminta masyarakat untuk waspada dan berhati-hati saat membeli daging ayam.
Ia meminta masyarakat tidak tergiur akan daging ayam berharga murah. Biasanya, menurut dia, daging ayam tiren dijual dengan harga miring di pasaran. (Baca: Pelaku Jual Ayam Tiren ke "Pembeli Khusus" di Pasar Klender)