Tudingannya itu berdasarkan banyaknya rute bus yang justru melayani rute sepi penumpang.
Kompas.com memperoleh salinan surat dari Institute for Transportation and Development and Policy (ITDP) yang disampaikan ke Ahok, sapaan Basuki, pada sekitar awal Desember lalu.
Dalam surat tersebut disebutkan bahwa ITDP sebenarnya sudah mengusulkan agar rute feeder transjakarta sama dengan rute-rute reguler kopaja.
Pertimbangannya karena rute tersebut adalah rute dengan penumpang yang banyak. Selain tentunya, layanan bus feeder adalah layanan bus yang juga dijalankan oleh Kopaja.
"Bahwa pengoperasian bus sedang oleh Transjakarta dengan menggunakan trayek yang sama dengan trayek eksisting, tanpa adanya pengurangan maupun penambahan, adalah langkah yang tepat dikarenakan pola mobilitas masyarakat yang telah terbentuk sesuai dengan trayek angkutan umum yang beroperasi selama ini," tulis surat yang dibuat pada 11 Desember 2015 itu.
Ada enam rute kopaja reguler yang diusulkan ITDP digunakan oleh bus feeder transjakarta.
Keenam rute itu ialah Manggarai–Blok M, Ragunan-Kampung Melayu, Manggarai-Blok M, Kampung Rambutan-Blok M, Ragunan-Tanah Abang, dan Lebak Bulus-Senen.
Namun, dalam pelaksanaannya saat ini, hanya dua rute usulan ITDP yang digunakan. Rute itu ialah Lebak Bulus-Senen dan Manggarai-Blok M.
Sebagai informasi, saat ini, layanan bus feeder transjakarta yang memiliki 320 unit bus sedang melayani lima rute.
Selain Lebak Bulus-Senen dan Blok M-Manggarai, tiga rute lainnya adalah Monas-Pantai Indah Kapuk, Ragunan sisi barat-Monas, dan Ragunan sisi barat-Dukuh Atas.
"Harusnya mereka bisa operasikan minimal enam rute," kata Direktur ITDP Indonesia Yoga Adiwinarto saat dikonfirmasi, Senin (4/1/2016).
Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Antonius Kosasih mengatakan, penentuan rute layanan bus feeder merupakan wewenang Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta.
Ia juga menyebut penentuan kelima rute yang saat ini dijalankan merupakan kesepakatan tidak hanya dengan Dishubtrans, tetapi juga melibatkan Dewan Transportasi Kota Jakarta dan Organda.
"Jadi, bukan kami yang menentukan sendiri," ujar dia.
Menanggapi itu, Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi Andri Yansah mengatakan, kelima rute yang ditentukan bukan merupakan rute baru, melainkan rute-rute yang sudah ada.
Menurut dia, sebagian rute merupakan rute yang memiliki penumpang yang banyak.
"Kayak yang Ragunan-Monas sama Ragunan-Dukuh Atas itu kan memang rute kopaja eksisting. Ragunan-Monas itu rute yang dulunya dilalui kopaja AC," kata Andri.
Andri mengakui ada satu rute yang jumlah penumpangnya tidak banyak. Rute itu ialah rute PIK-Monas.
Namun, kata dia, rute PIK-Monas bukanlah rute baru karena rute tersebut adalah rute yang sebelumnya dilalui bus kota terintegrasi bus transjakarta (BKTB).
"Memang sepi, tetapi rutenya memang sudah ada sejak 2013," ujar dia.
Menanggapi sejumlah rute yang diusulkan ITDP, Andri mengatakan, pihaknya memang telah mempertimbangkan rute-rute tersebut. Namun, penggunaan rute harus melalui survei terlebih dahulu.
"Kita pertimbangkan, tetapi kan harus disurvei terlebih dulu. Ini masih berjalan dari sebelum tahun baru," ucap Andri.
Siap ubah rute
Pekan lalu, Ahok mengatakan, layanan bus feeder transjakarta yang dijalankan Kopaja seharusnya ditempatkan di koridor yang banyak penumpangnya. Dengan demikian, kata dia, masyarakat lebih diuntungkan.
"Masa kopaja yang model transjakarta itu dikasih ke rute yang enggak ada orangnya? Keenakan dong (operator) dapat rupiah per kilometernya banyak," kata dia di Balai Kota, Kamis (31/12/2015).
"Kurang ajar kan? Ah sudah terlalu banyak. Saya curiga apa ada permainan," ujar dia lagi.
Menanggapi hal itu, Kosasih mengatakan, pihaknya akan mengubah rute sesuai dengan analisis yang digunakan Ahok.
"Kalau di rute itu masih ada banyak penumpang naik, padahal bus-busnya jelek atau tidak sebaik yang di jalur busway, maka akan kita masukkan ke sana," kata dia.
Ia pun mengaku akan segera berkoordinasi dengan Dishubtrans terkait hal itu.
"Intinya semua terintegrasi cukup Rp 3.500 sekali jalan. Kami sudah ubah infrastruktur halte-halte kami untuk bisa akomodasi bus-bus kami dengan rute bus kota yang gemuk agar bisa terintegrasi busway," ujar Kosasih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.