Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digaji hingga Rp 9,3 Juta, Ini Syarat untuk Jadi Sopir Transjakarta

Kompas.com - 04/01/2016, 20:50 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Transportasi Jakarta sedang membuka lowongan untuk posisi sopir dan petugas on board. Posisi yang disediakan hingga untuk 6.000 orang.

Para sopir dan petugas on board akan menerima gaji dengan nilai berbeda.

Sopir untuk bus gandeng akan menerima gaji tiga kali upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta 2016 yang mencapai Rp 3,1 juta atau setara Rp 9,3 juta, sopir bus tunggal akan menerima gaji dua kali UMP atau setara Rp 6,2 juta, sopir bus tingkat akan menerima gaji Rp 2,5 kali UMP atau setara Rp 7,75 juta, sedangkan petugas on board setara UMP.

Ada sejumlah syarat khusus untuk posisi sopir transjakarta. Syarat itu meliputi ijazah dengan pendidikan terakhir minimal SMP, kepemilikan SIM B1 umum (bus tunggal) dan SIM B2 (bus tingkat dan bus gandeng), tidak buta huruf, tidak buta warna, dan bebas narkoba.

"Kalau (petugas) on board sama seperti di atas, tetapi tidak usah punya SIM B1 atau B2. Asal punya ijazah SMA. Ini karena mereka akan kami latih menjadi (petugas) on board yang mampu melayani penumpang dengan memberi tahu rute dan pelayanan transjakarta serta menjaga keselamatan penumpang, terutama saat naik-turun halte dan sepanjang perjalanan," kata Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih saat dihubungi, Senin (4/1/2016).

Menurut Kosasih, lamaran nantinya harus dilengkapi dengan surat lamaran, riwayat hidup, keterangan tinggi dan berat badan, foto berwarna, surat keterangan tempat tinggal, dan nomor telepon yang dapat dihubungi.

Ia mengatakan, lamaran nantinya dapat dikirim ke kantor PT Transportasi Jakarta yang beralamat di Jalan Mayjen Sutoyo Nomor 1 Cawang, Jakarta Timur, dengan kode pos 13650.

"Yang dipanggil akan mengikuti tes yang dilakukan oleh Transjakarta. Syarat-syarat lain, bila kurang, dapat dilengkapi kemudian," ujar dia.

Khusus untuk posisi sopir, Kosasih mengatakan bahwa tes yang harus dilewati pelamar nantinya terkait dengan ketangkasan dalam mengemudi. Salah satu acuannya adalah keahlian dalam memarkirkan bus.

"Kalau semua (syarat) lengkap, tetapi tidak bisa mengemudikan bus dengan baik, kan percuma. Masa, bisa mengemudikan, tetapi tidak bisa parkir. Padahal kan tiap kali ke halte itu sama dengan parkir," ujar dia.

Kosasih mengatakan, tes ketangkasan dalam mengemudi akan dilakukan di pul Cawang, tak jauh dari lokasi kantornya. Menurut dia, tes akan dilakukan saat jumlah pelamar sudah 50-100 orang.

"Jadi, tidak tiap hari. Kami kumpulkan dulu, baru kami tes per batch," ujar dia.

Menurut Kosasih, tidak ada batas waktu bagi pendaftaran karena baru akan ditutup setelah jumlah sopir dan petugas on board yang dibutuhkan mencapai 6.000 orang.

Untuk posisi sopir, Kosasih mengatakan bahwa jumlah pelamar sudah sekitar 200 orang.

"Dari jumlah itu, lebih dari 100 orang atau 80 persen sudah lolos tes. Namun, kami masih perlu ribuan orang lagi," pungkasnya.

Pembukaan lowongan untuk posisi sopir dan petugas on board transjakarta dilakukan seiring dengan pengadaan bus yang mencapai 2.000 unit pada 2016. Pembukaan lowongan ini juga untuk mengantisipasi kemungkinan sopir angkutan umum lain beralih menjadi sopir transjakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com