Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramudi Transjakarta yang Dipecat Mengaku Tolak Kendarai Bus Tak Laik

Kompas.com - 23/12/2015, 09:22 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Para pramudi transjakarta yang dipecat operator PT Jakarta Mega Trans (JMT) mengakui mogok. Sebab, mereka menolak mengemudikan bus yang kondisinya tak laik.

Jongga Siregar (42), salah seorang sopir mengaku dipecat per 18 Desember 2015. Menurut dia, pemecatan tersebut sepihak.

"Padahal, kami hanya menyuarakan bahwa selama ini kami mengemudikan bus-bus yang tidak layak operasi,” kata Jongga ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (22/12/2015).

"Banyak bus yang tidak lolos kir justru kami tetap harus mengoperasikan. Ini kan risikonya besar."

Menurut Jongga, ia bersama 55 sopir lainnya, selama ini kerap terpaksa mengoperasikan bus-bus JMT yang tidak layak operasi. Sementara, saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dan pihak kepolisian gencar melakukan penertiban bus-bus yang tak laik operasi.

"Kami tidak nyaman dengan bus yang kami kemudikan. Karena selain membahayakan kami, juga penumpang."

"Masak bus tidak lolos kir tetap bisa beroperasi. Contohnya, kalau hujan saja, ada tuh bus yang bocor. Masak penumpang harus pakai payung di dalam bus," ujar Jongga.

Menurut Jongga, ia yakin cukup banyak bus-bus JMT yang tidak lolos kir namun tetap dioperasikan. Ia mengatakan, dari 46 bus-bus yang dioperasikan terdapat beberapa bus yang tidak lolos kir.

"Seperti bus nomor bodi JMT 042 yang beroperaso koridor VII jurusan PGC-Harmoni. Terakhir uji kir pada tahun 2009 lalu. Saya lihat terakhir tanggal 20 Desember kemarin, bus itu masih dioperasikan," kata pria yang sudah bekerja di JMT selama enam tahun tersebut.

Seharusnya, lanjut Jongga, sebagai bus transJakarta, bisa memberi contoh sebagai bus layak operasi dibandingkan dengan bus-bus angkutan umum lainnya.

"Masak kami mengemudikan bus-bus yang melanggar peraturan. Apalagi ini kan mobil pemerintah," katanya.

Mengadu kepada Ahok

Sementara itu Setiabudi (46), meminta agar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama segera memberikan tindakan terhadap pihak JMT. Sebab, selama ini, ia bekerja tanpa dipayungi kontrak kerja.

"Kami digaji sebesar UMP Rp 2,7 juta. Saat di-PHK, kami tidak terima pesangon apa-apa. Kami minta keadilan. Kami berharap Pak Gubernur bisa menindaklanjuti masalah kami,” kata Setiabudi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com