Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Beberapa Wali Kota Payah, Kerjanya Cuma "Ngeles"...

Kompas.com - 11/01/2016, 12:11 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Selain mengevaluasi kinerja lurah, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga mengaku diam-diam mengevaluasi kinerja wali kota.

Menurut Basuki, tidak semua wali kota berkinerja baik meskipun pada perombakan massal, Jumat (8/1/2016) lalu, tak satu pun wali kota yang dirombak maupun dijadikan staf. 

"Wali kota juga enggak bagus-bagus banget kerjanya. Ada beberapa wali kota yang payah, kerjanya cuma ngeles gitu lho," kata Basuki di Balai Kota, Senin (11/1/2016). 

Tak hanya wali kota, ada camat yang juga berkinerja tidak baik. Basuki pun memberi contoh sebuah kasus.

Di dalam salah satu kecamatan, ada sebanyak tujuh kelurahan. Dua kelurahan itu lingkungannya bersih. Namun, kelurahan lainnya, lingkungannya tidak bersih.

Seharusnya, lanjut dia, camat bisa membedakan mana saja kelurahannya yang termasuk bersih dan kotor.

"Kalau camatnya mau kerja, ya panggil saja lurahnya. Terus ditanyain, 'Lo masih mau jadi lurah enggak?'. Tetapi, itu susah juga karena masih banyak (camat) yang belain (lurah) melulu," kata Basuki. 

Basuki memberi kewenangan kepada wali kota maupun camat untuk memutasi lurah dan anak-anak buahnya. Ketika ada lurah yang berkinerja tidak baik, seharusnya lurah itu sudah bisa dipecat, tetapi justru dipindah ke pemerintah kota lain.

"Mungkin ada setoran atau hubungan pribadi, saya enggak tahu. Padahal, kalau karakter (pegawai) malas ya malas saja, (pegawai) yang malas-malas itu mah mesti dipecat," kata Basuki. 

Karena itu, ia mengatakan bakal memecat camat yang kebersihan tiap kelurahannya tidak merata. Jika wilayahnya masih tidak baik, Basuki menengarai wali kota berupaya melindungi bawahannya.

"Wali kota saya anggap menyembunyikan ada sesuatu, ya sudah saya pecat wali kota-nya. Makin ke sini, makin enggak ada pilihan. Pecat, pecat, pecat, saja sudah," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com