Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KPUD DKI Keluhkan Penarikan PNS yang Terlalu Cepat

Kompas.com - 18/01/2016, 17:47 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta Sumarno menjelaskan kepada Komisi A DPRD DKI tentang penarikan sejumlah PNS DKI yang bertugas di KPUD.

Sumarno mengatakan, PNS yang ditarik oleh Pemprov DKI merupakan PNS yang menempati jabatan strategis dan sudah berpengalaman.

"PNS yang ditarik ini jabatannya cukup strategis karena merupakan sekretaris di tingkat kabupaten dan kota. Kami ingin berkoordinasi dengan BKD (Badan Kepegawaian Daerah) karena memang benar pegawai itu dasarnya pegawai Pemprov, tetapi jabatan struktural mereka ada di SK KPU RI," ujar Sumarno di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Senin (18/1/2016).

Karena itu, menurut Sumarno, dengan ditariknya PNS yang memiliki jabatan di KPU ini, bukan berarti jabatan struktural mereka berakhir. Sebab, jabatan struktural diberikan melalui SK KPU dan bukan SK Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Sumarno mengatakan, dia sedang membicarakan hal ini dengan BKD dan KPU RI. Menurut Sumarno, penarikan PNS oleh Pemprov DKI ini begitu cepat sehingga mereka belum memiliki solusi untuk mengisi kekosongan pegawai ini.

"Jadi, dari KPU setelah konsultasi ke BKD prinsipnya menerima keputusan Gubernur ini. Hanya saja, kok terlalu cepat gitu ya," ujar Sumarno.

Meski demikian, Sumarni mengatakan, KPUD DKI memilih untuk berpikir positif terkait penarikan PNS ini.

Menurut dia, kejadian ini bisa digunakan sebagai momentum agar KPUD DKI lebih mandiri dalam hal SDM. Di berbagai wilayah, KPUD selalu meminta bantuan pemerintah daerah setempat dalam hal sumber daya manusia.

Dengan cara seperti ini, KPUD DKI bisa menjadi pioner bagi KPUD lain untuk mandiri dalam hal SDM. Sebanyak 34 PNS yang bertugas di KPUD DKI Jakarta dipindahkan oleh Ahok (sapaan Basuki).

Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno mengatakan, mereka semua ditarik dari KPUD DKI dan ditugaskan sebagai staf di Kesbangpol DKI.

PNS DKI yang menjadi staf ini sebelumnya menempati jabatan sebagai sekretaris KPUD, sekretaris KPUD di tingkat kota, sampai ke kepala bagian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

Megapolitan
Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus 'Like-Subscribe' Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus "Like-Subscribe" Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Megapolitan
Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di 'Dark Web', Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di "Dark Web", Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Megapolitan
Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Megapolitan
Potret Kondisi Tugu Selamat Datang  Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Potret Kondisi Tugu Selamat Datang Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Megapolitan
Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlundungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlundungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Megapolitan
Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Megapolitan
Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan 'Like' dan 'Subscribe' Youtube Rugi Rp 800 Juta

[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan "Like" dan "Subscribe" Youtube Rugi Rp 800 Juta

Megapolitan
Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Megapolitan
Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Megapolitan
Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Megapolitan
Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Megapolitan
Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com