Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Kaleng Aspal sampai Kampung Arab...

Kompas.com - 18/01/2016, 21:22 WIB

Tahun 1990 meletus Perang Teluk. Timur Tengah yang mayoritas berupa gurun dan tandus, tetapi berlimpah minyak bumi, turut bergolak.

Sebagian di antara mereka menyingkir sementara dengan berwisata ke Nusantara, terutama ke Puncak di Bogor dan Cianjur.

Pelancong asal Timur Tengah mengenal Puncak diyakini dari sesama turis yang lebih dahulu datang.

Ada kemungkinan peran "mak comblang", yakni biro wisata, restoran timur tengah, atau kampung Arab yang sudah lebih dulu ada di Jabodetabek.

Warung Kaleng atau Cisarua menjadi istimewa bagi para pendatang dari Timur Tengah karena tekanan sosial yang longgar terhadap mereka.

Khalid (28), turis asal Arab Saudi, mengatakan, enam tahun lalu ia pertama kali datang ke Puncak. Ia jatuh cinta dengan keindahan alam, keramahan penduduk, harga barang dan jasa yang terjangkau, dan banyaknya bangunan usaha yang memenuhi kebutuhan turis Timur Tengah.

Daya pikat itu membuatnya memutuskan untuk kembali menikmati Puncak. Kedatangan berikutnya, Khalid membawa serta Zahra (20), perempuan yang baru dinikahinya. "Ke sini bulan madu," kata Khalid saat ditemui di Bukit Paralayang Puncak, dua pekan lalu.

Kedatangan turis Timur Tengah tentu membawa perubahan. Di Warung Kaleng, perubahan begitu drastis.

Kurun 15 tahun ini, di Tugu Utara dan Tugu Selatan telah muncul lebih dari 10 tempat penukaran uang, lebih dari 10 peternakan kambing dengan penjualan sampai 75 kambing per hari per peternak, lebih dari 20 restoran timur tengah, hampir 30 komunitas wisata, 200 ojek sepeda motor dan persewaan mobil, serta 200 orang dalam dua kelompok juru masak khusus (hadamah). "Semua melayani kebutuhan turis Timur Tengah," ujar Teguh.

Puncak di Bogor yang meliputi tiga kecamatan, yakni Cisarua, Megamendung, dan Ciawi, merupakan tempat keberadaan hampir 1.500 penginapan berupa vila, losmen, dan hotel serta 250 restoran dan kedai.

Perputaran uang dalam pariwisata akhir pekan atau masa libur, menurut catatan Kompepar Puncak, bisa tembus Rp 20 miliar per hari. Saat libur, Puncak bisa diserbu 200.000 turis per hari.

Berubah

Budayawan Bogor, Mardi Liem, mengatakan, kawasan Puncak dulu adalah salah satu konsentrasi komunitas Tionghoa. Komunitas itu biasanya mendekati jalan raya dan pusat ekonomi (pasar).

Tak mengherankan jika di Cisarua dulu juga ada komunitas Tionghoa yang kemudian berbaur, bahkan melebur, bersama komunitas Muslim setempat.

Seusai membangun jalur menembus Puncak sampai Cianjur dan Bandung, pihak kolonial membangun perkebunan teh.

Yang masih tersisa di Cisarua ialah Gunung Mas milik PTPN VIII. Adapun Perkebunan Teh Ciliwung telah bangkrut dan Perkebunan Teh Cisarua Selatan sudah tidak berbekas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Megapolitan
Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Megapolitan
Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Terbang dari Tanjung Lesung menuju Pondok Cabe

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Terbang dari Tanjung Lesung menuju Pondok Cabe

Megapolitan
Pesawat Jatuh di BSD Serpong, Petugas Gabungan Evakuasi Seorang Korban Tewas

Pesawat Jatuh di BSD Serpong, Petugas Gabungan Evakuasi Seorang Korban Tewas

Megapolitan
Pesawat yang Jatuh di BSD Serpong adalah Pesawat Latih

Pesawat yang Jatuh di BSD Serpong adalah Pesawat Latih

Megapolitan
UU DKJ Sah, Heru Budi Harap Bisa Tumbuhkan Ekonomi Jakarta Lewat Kegiatan Skala Internasional

UU DKJ Sah, Heru Budi Harap Bisa Tumbuhkan Ekonomi Jakarta Lewat Kegiatan Skala Internasional

Megapolitan
Pesawat Jatuh di BSD Serpong, Satu Orang Diduga Awak Pesawat Tergeletak

Pesawat Jatuh di BSD Serpong, Satu Orang Diduga Awak Pesawat Tergeletak

Megapolitan
Pesawat Latih Milik Indonesia Flying Club Jatuh di BSD Serpong

Pesawat Latih Milik Indonesia Flying Club Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Heru Budi: Siapa Pun Gubernur Selanjutnya, Jakarta Harus Unggul dari Kota-kota Lainnya di Dunia

Heru Budi: Siapa Pun Gubernur Selanjutnya, Jakarta Harus Unggul dari Kota-kota Lainnya di Dunia

Megapolitan
Heru Budi Ingin Jakarta Gelar Banyak Acara Menarik untuk Pikat Masyarakat Dunia

Heru Budi Ingin Jakarta Gelar Banyak Acara Menarik untuk Pikat Masyarakat Dunia

Megapolitan
PSI Klaim Terima Masukan Masyarakat untuk Usung Kaesang di Pilkada Bekasi

PSI Klaim Terima Masukan Masyarakat untuk Usung Kaesang di Pilkada Bekasi

Megapolitan
Salim Said Akan Dimakamkan di TPU Tanah Kusir Siang Ini, Satu Liang Lahad dengan Ibunda

Salim Said Akan Dimakamkan di TPU Tanah Kusir Siang Ini, Satu Liang Lahad dengan Ibunda

Megapolitan
Pencanangan HUT ke-497 Jakarta, Heru Budi Bagi-bagi Sepeda ke Warga

Pencanangan HUT ke-497 Jakarta, Heru Budi Bagi-bagi Sepeda ke Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com